Indonesia Terancam Defisit Guru Akibat Kebijakan Cleansing

Kebijakan `cleansing` guru honorer bisa membuat Indonesia akan kekurangan tenaga pengajar. (Dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta – Persatuan Pendidikan dan Guru (P2G) menyebut Indonesia berpotensi kekurangan guru akibat kebijakan “cleansing” guru honorer. P2G juga khawatir Indonesia Emas 2045 bisa terwujud dengan baik.

Ketua Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, mengatakan kebijakan "cleansing" akan berpotensi menjadikan Indonesia defisit guru. Disebutkan bahwa pada tahun ini Indonesia memerlukan 1,3 juta guru.

Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) hanya bisa memenuhi 55% kebutuhan guru. Jika kebijakan “cleansing” guru honorer terus berlangsung, Indonesia akan kekurangan tenaga pengajar. Kalau itu terjadi, anak-anak Indonesia akan mengalami learning loss, sama seperti saat pandemi COVID-19.

Perlu Kerja Ekstra untuk Dongkrak Literasi Siswa

“Ini akan merugikan rakyat Indonesia. Anak-anak Indonesia tidak bisa diajar karena gurunya enggak ada. Dengan kebijakan 'cleansing', kita akan mengalami learning loss,” kata dia di Jakarta, ditulis Kamis (17/7/2024).

Iman mencontohkan dampak learning loss. Pada 2022, hasil PISA Indonesia turun jika dibandingkan dengan 2018.

“Hasil PISA turun. Hasil PISA di bawah rata-rata (global) semua,” kata dia.

Sekadar informasi, berdasarkan data OECD, skor membaca Indonesia turun dari 371 pada 2018 ke 359, matematika dari 379 ke 366, dan sains dari 396 ke 383.

“Anak-anak Indonesia mengalami learning loss akibat pandemi. Intinya karena enggak ada pertemuan langsung dengan para guru,” tambah Iman.

Menyoal Ratusan Guru Honorer di Jakarta Diberhentikan Sepihak

Iman melanjutkan, human capital index (HCI) Indonesia pun kurang memuaskan. Sekadar informasi, indeks HCI Indonesia pada 2020 adalah 0,54%. 

Human capital index kurang memuaskan, bahwa produktivitas masyarakat Indonesia 2045 hanya akan naik setengahnya saja. Kita akan menghadapi Indonesia Emas dengan cemas,” kata dia.

Ditambah lagi, jika tidak ada perbaikan di sektor pendidikan, seperti sekolah dan kesejahteraan guru, Indonesia bisa tertinggal dari negara-negara ASEAN.

“Kalau tidak terjadi, kita akan sangat terlambat di antara negara-negara ASEAN lainnnya. Saya kira kita menghadapi kecemasan 2045,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//