Fakta Unik Semut: Bisa Mengobati Hingga Amputasi Rekan yang Terluka

Penasaran seperti apa cara semut mengobati luka? (Foto: Freepik/wirestock)

FAKTA.COM, Jakarta – Peneliti menemukan fakta menarik baru tentang semut. Ternyata, serangga ini punya cara unik untuk menyelamatkan rekannya yang terluka, yaitu mengobati dan mengamputasi.

Kok bisa?

Dikutip dari Science Alert, Rabu (31/7/2024), para peneliti mengamati semut mengamputasi semut lain yang terluka untuk menyelamatkan nyawa.

"Semut mampu mendiagnosis luka, melihat apakah luka tersebut terinfeksi atau steril, dan mengobatinya dengan tepat dalam jangka waktu yang lama oleh individu lain,” kata ahli ekologi perilaku, Erik Frank, dari Universitas Würzburg di Jerman.

Sistem medis yang mampu menandingi kemampuan semut adalah sistem kesehatan manusia.

Unik, Begini Cara Koloni Semut Lindungi Diri dari Predator
Begini Cara Semut Obati dan Amputasi Bagian Tubuh Rekan yang Terluka

Frank dan timnya menganalisis cedera kaki pada semut tukang kayu florida (Camponotus floridanus). Ketika luka pada tulang kering yang mirip tibia dibiarkan, hanya 15 persen semut yang selamat.

Akan tetapi, tingkat kelangsungan hidup semut yang terluka, naik hingga 75% kalau semut-semut lain merawat yang terluka.

Ilustrasi semut. (foto: Pixabay) Ilustrasi semut. (foto: Pixabay)

Luka di tibia diobati dengan pembersihan mulut. Semut merawat memegang anggota tubuh yang terluka dengan mandibula dan kaki depannya, lalu menjilati luka dalam waktu lama.

Ketika semut tukang kayu bertemu dengan rekan sesarangnya yang mengalami luka di paha, mereka membersihkan luka itu. Kemudian, semut itu mengamputasi kaki dengan menggigit anggota tubuh yang terluka sampai putus.

Tingkat kelangsungan hidup meningkat dari 40 persen pada semut dengan luka paha yang tidak diobati menjadi sekitar 90 persen setelah diamputasi.

Mengenal Kutu Busuk, Serangga yang Mewabah di Paris
Ini Alasan Semut Mengobati dan Mengamputasi Kaki Rekan yang Terluka

Frank menemukan, semut tidak pernah mengamputasi kaki yang luka di dekat tibia karena aliran hemolimfa yang tidak terhambat. Ini memungkinkan bakteri masuk lebih cepat.

Sementara itu, pada luka paha, sirkulasi darah melambat, sehingga bakteri menyebar lebih lambat.

"Karena mereka tidak mampu memotong kakinya dengan cukup cepat untuk mencegah penyebaran bakteri, semut mencoba membatasi kemungkinan infeksi dengan membersihkan luka tibia lebih lama," jelas ahli biologi evolusi dari Universitas Lausanne di Swiss, Laurent Keller.

Penelitian ini menunjukkan infeksi merupakan ancaman besar bagi hewan, terutama spesies sosial seperti semut yang hidup berkelompok. Perawatan medis terhadap sesama semut mungkin merupakan strategi untuk mengurangi risiko penularan penyakit,

Perilaku itu masih menjadi pertanyaan yang menarik. Para peneliti berencana untuk melakukan eksperimen lebih lanjut demi memahami kompleksitas perilaku medis pada semut.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//