Dikira Sakit Perut, Ternyata Wanita Ini Hamil di Luar Rahim

Ilustrasi ibu hamil. (Dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta – Seorang wanita di Pulau Reunion, Prancis, terpaksa mendatangi Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit setelah sakit perut lebih dari seminggu. Ternyata, dia sedang hamil.

Yang mencengangkan, kehamilannya ada di luar rahim.

Dikutip dari Science Alert, Kamis (21/12/2023), studi kasus yang terbit di New England Medical Journal, mengabarkan mengabarkan bahwa janin berkembang di rongga perut. Plasentanya pun menempel di lapisan perut di atas tulang ekor.

Karena mengalami kehamilan ektopik, tim medis mengirim wanita itu ke rumah sakit yang lebih memadai. Kemudian, bayi itu lahir dengan selamat pada usia 29 minggu melalui pembedahan.

Sang bayi mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit selama dua bulan. Setelah itu, dokter mengizinkan orang tuanya untuk membawa anak itu pulang.

Vitamin yang Dibutuhkan Ibu Hamil: Asam Folat atau Asam Sulfat?

Sekadar informasi, rahim merupakan organ wanita yang dirancang untuk melindungi dan merawat sel telur yang dibuahi—yang kemudian berkembang menjadi janin yang kuat dan siap untuk dilahirkan.

Akan tetapi, ada 1 dari 100 kasus kehamilan yang sel telur itu berkembang di luar rahim. Mayoritas kehamilan ektopik “menempel” di salah satu lapisan dari dua saluran tuba—organ yang menyalurkan sel telur dari ovarium ke rahim. Penempelan ini berpotensi mengancam jiwa kalau embrio terus tumbuh. Tanpa perawatan medis, 10% kehamilan itu bisa mengancam nyawa ibu dan anak.

Namun, kurang dari 1% kehamilan ektopik yang embrio itu keluar dari rahim dan masuk ke rongga perut. Kondisi ini bisa berbahaya karena janin akan terus tumbuh dan bisa menekan organ-organ di sekitarnya sehingga bisa mengancam nyawa ibu dan anak.

Menurut catatan, kematian ibu dengan usia di atas 20 minggu, bisa terjadi pada 1 dari 5 kasus akibat syok, pendarahan, dan kegagalan organ.

Berkebun Tanpa Sarung Tangan, Wanita Ini Terinfeksi Bakteri Mematikan

Wanita Prancis ini beruntung karena membuat keputusan yang tepat untuk pergi ke UGD. Mendapatkan pertolongan medis tepat waktu bisa memperkecil risiko yang fatal terhadap kehamilannya.

Hasil USG dan MRI memperlihatkan tidak ada janin di dalam rahim meskipun organ reproduksi ini siap untuk “menyambut” embrio.

Disebutkan juga bahwa arteri plasenta tersumbat dan sebagian organ diambil selama operasi kelahiran bayi dan ada prosedur lanjutan selama 12 hari untuk mengangkat sisa jaringan.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//