Begini Kronologi Peristiwa Serangan Umum 1 Maret

Monumen peringatan Serangan Umum 1 Maret. (Dokumen Kemdikbud)

FAKTA.COM, Jakarta - Setiap 1 Maret Indonesia memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Serangan itu merupakan respons terhadap Agresi Militer Belanda II.

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jumat (1/3/2024), serangan ini menyasar Yogyakarta. Kala itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia karena Jakarta tidak aman setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sekadar informasi, Belanda melakukan Agresi Militter II pada 19 Desember 1948. Serangan ini membuat Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Mereka menangkap para pimpinan Indonesia dan mengasingkannya. Sementara itu, petinggi militer yang berhasil lolos, terus berjuang.

Sejak diduduki Belanda, situasi di Yogyakarta sangat tidak kondusif. Apalagi, Belanda menyebarkan propaganda bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada.

Sejarah Peringatan 4 Januari sebagai Hari Braille Sedunia

Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwonno IX, melayangkan surat kepada Letnan Jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakan serangan. Jenderal Soedirman mengizinkan dan meminta sang raja untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto. Kala itu, Soeharto menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

Serangan 1 Maret Dilancarkan

Serangan besar-besaran pun dilancarkan serentak pada 1 Maret 1949 pada pukul 06.00 setelah sirene dibunyikan. Serangan ini berlangsung di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, dengan fokus kepada Yogyakarta.

Soeharto memimpin pasukan dari barat ke batas Maliboro, sementara Ventje Sumual memimpin di sektor timur. Mayor Sardjono memimpin pasukan dari sektor selatan dan timur dan Mayor Kusno di sektor utara. Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki memimpin untuk sektor kota.

Begini Sejarah Menarik Tahun Baru Imlek di Indonesia

TNI pun berhasil menduduki Yogyakarta selama enam jam. Tepat pukul 12.00, seluruh pasukan TNI mundur.

Serangan Umum 1 Maret ini pun berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa TNI masih ada meskipun hanya bisa menguasai Yogyakarta selama enam jam. Situasi ini berdampak besar bagi Indonesia yang masih bersidang di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tentu saja serangan itu memperkuat posisi tawar Indonesia di perundingan PBB.

Untuk memperingati peristiwa penting, pemerintan membangun Monumen Serangan Umum 1 Maret. Ini merupakan salah satu cagar budaya Kota Yogyakarta dan mengingatkan masyarakat terhadap perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada masa lampau.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//