9 Jenis Laba-laba Berbahaya di Dunia, Bahkan yang Ada yang Mematikan

Apa saja jenis laba-laba berbahaya di dunia? (Foto: Wikipedia)

FAKTA.COM, Jakarta – Ada 43 ribu lebih spesies laba-laba di dunia. Sebagian kecil di antaranya tergolong berbahaya dan bisa menyebabkan kematian pada manusia.

Berikut ini adalah sembilan jenis laba-laba mematikan di dunia, dikutip dari Britannica, Rabu (7/8/2024).

Laba-laba Pertapa Coklat (Loxosceles reclusa)

Laba-laba pertapa coklat adalah salah satu laba-laba paling berbahaya di Amerika Serikat. Racunnya menghancurkan dinding pembuluh darah di dekat lokasi gigitan.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 2013, protein dalam racun laba-laba menargetkan molekul fosfolipid, yang membentuk sebagian besar membran sel, dan mengubah molekul tersebut menjadi lipid yang lebih sederhana.

Luka yang ditimbulkan mungkin memerlukan waktu beberapa bulan untuk sembuh atau bisa menjadi infeksi, yang dapat menyebabkan kematian korbannya.

7 Fakta Unik Jaring Laba-laba, Salah Satunya Lebih Kuat dari Baja
Laba-laba Pengembara Brasil (Phoneutria fera dan P. nigriventer)

Phoneutria beracun bagi manusia dan dianggap sebagai laba-laba paling mematikan di dunia. Racunnya beracun bagi sistem saraf, menyebabkan gejala seperti air liur, detak jantung tidak teratur, dan ereksi yang menyakitkan serta berkepanjangan (priapisme) pada pria.

Laba-laba Kantung Kuning (Cheiracanthium Inclusu)

Racun laba-laba ini merupakan sitotoksin (zat yang merusak sel atau merusak fungsinya) yang dapat menimbulkan lesi nekrotikans, namun lesi seperti ini jarang terjadi pada korban gigitan. Meskipun begitu, kemerahan dan bengkak di lokasi gigitan adalah reaksi umum.

Laba-laba kantung kuning bukanlah makhluk yang jinak. Laba-laba kantung kuning betina, akan menggigit untuk mempertahankan telurnya.

Laba-laba kantung kuning menjadi salah satu laba-laba  berbahaya di dunia. (Foto: Wikipedia) Laba-laba kantung kuning menjadi salah satu laba-laba  berbahaya di dunia. (Foto: Wikipedia)
Laba-laba Serigala (Lycosidae)

Laba-laba serigala ini berbisa, namun gigitannya tidak dianggap berbahaya. Beberapa korban gigitan yang alergi terhadap gigitan laba-laba mungkin menjadi mual, pusing, dan detak jantungnya meningkat.

Taring laba-laba yang besar menyebabkan trauma fisik di lokasi gigitan. Gigitannya sendiri digambarkan mirip dengan sengatan lebah, dan racun yang disuntikkan laba-laba dapat menyebabkan rasa gatal di lokasi tersebut.

Laba-laba Janda Hitam (Latrodectus mactans)

Gigitannya, yang mungkin terasa seperti tusukan peniti pada kulit. Gigitan laba-laba ini bisa menimbulkan nyeri otot yang parah dan kram, mual, serta kelumpuhan ringan pada diafragma, yang membuat sulit bernapas. Kebanyakan korban sembuh tanpa komplikasi serius.

Meskipun gigitannya dianggap berakibat fatal bagi anak-anak dan orang tua, tidak ada kematian yang disebabkan oleh gigitan laba-laba janda di Amerika Serikat.

Sepintas Terlihat Seperti Laba-laba, Nyatanya Ini Ekor Ular
Laba-laba Janda Coklat (Latrodectus geometricus)

Racun laba-laba janda coklat dianggap dua kali lebih kuat dari racun janda hitam. Namun, spesies ini tidak agresif dan hanya menyuntikkan sedikit racun saat menggigit.

Gigitan laba-laba janda coklat dikaitkan dengan kematian dua orang di Madagaskar pada awal tahun 1990-an, tapi perlu dicatat, para korban ini berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dan tidak diobati dengan penawar racun.

Laba-laba Janda Merah (Latrodectus bishopi)

Laba-laba ini memakan serangga dan tidak dianggap agresif terhadap manusia. Namun, hewan itu menggigit ketika sedang melindungi telurnya atau ketika terjebak di kulit seseorang dengan pakaian atau alas kaki.

Gigitan janda merah mirip dengan janda hitam. Setelah digigit laba-laba, biasanya timbul gejala yang sama (nyeri, kram dan mual). Demikian pula, kematian akibat gigitan janda merah jarang terjadi, karena laba-laba menyuntikkan racun dalam jumlah kecil.

Anak-anak yang masih sangat kecil, orang tua, dan orang dengan masalah kesehatan adalah yang paling rentan terhadap gigitan laba-laba janda merah.

Laba-laba janda hitam juga tergolong berbahaya. (Foto: wikipedia) Laba-laba janda hitam juga tergolong berbahaya. (Foto: wikipedia)
Laba-laba  Punggung Merah (Lactrodectus hasselti)

Spesies ini berasal dari Australia, tetapi telah menyebar ke Selandia Baru, Belgia, dan Jepang melalui ekspor anggur. Laba-laba punggung merah tidak agresif dan cenderung berpura-pura mati jika diganggu, namun laba-laba betina yang mempertahankan telurnya kemungkinan besar akan menggigit.

Jenis laba-laba punggung merah ini berbisa, baik jantan maupun betina. Biasanya serangga itu menggigit ketika memanjat di sepatu atau pakaian. Bahkan, mereka bisa menggigit ketika manusia sedang berpakaian.

Laba-laba Jaring Corong (Atracidae)

Jenis dari laba-laba ini yang paling beracun adalah Evagrus, Brachythele, dan Microhexura di Amerika Utara, Trechona di Amerika Selatan, dan anggota genus Atrax yang beracun di Australia.

Spesies Atrax robustus dan Atrax formidabilis adalah laba-laba besar berwarna coklat yang sangat ditakuti di Australia bagian selatan dan timur karena gigitannya yang berbisa.

Beberapa kematian manusia akibat gigitan laba-laba agresif ini tercatat di Sydney, Australia, sejak tahun 1920-an. Penangkal racun utama dalam racun mereka telah dikembangkan dan berfungsi secara efektif jika diberikan kepada korban segera digigit.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//