10 Tradisi Unik Menyambut Bulan Puasa di Indonesia

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
26 Februari 2024 15:52 WIB
Pacu jalur menjadi salah satu tradisi unik menyambut bulan puasa di Indonesia. (Dokumen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

FAKTA.COM, Jakarta – Tradisi unik menyambut bulan puasa di Indonesia sangat beragam.

Menurut penelusuran FAKTA.COM dari banyak sumber, Senin (26/2/2024), bentuknya mulai dari tabuh beduk, makan bersama, hingga ziarah kubur.

1. Dandangan (Kudus)

Mengutip laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, dandangan atau dhandhangan merupakan festival pukul beduk di Masjid Menara Kudus. Pemukulan beduk ini menandai datangnya bulan Ramadan. Semula tradisi ini merupakan kebiasaan berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus.

Mereka menunggu pengumuman penentuan awal Puasa dari Sunan Kalijaga. Tradisi dandangan juga identik dengan pasar malam. Momentum pengumuman bulan Ramadan dimanfaatkan para pedagang untuk mencari rezeki di dekat Masjid Menara Kudus.

Buka Puasa Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO

2. Malamang (Sumatra Barat)

Di Sumatera ada tradisi unik menyambut bulan puasa, yaitu malamang. Sebelum bulan Puasa, warga Minang membuat lemang (lamang).

Tradisi malamang ini biasa dilakukan di beberapa daerah di Sumatera Barat, seperti Padang Pariaman dan Painan. Sekadar informasi, lemang merupakan makanan tradisional dari beras ketan yang dimasak dalam bambu panjang, dikutip dari Wonderful Indonesia.

Tradisi malamang. (Laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia) Tradisi malamang. (Laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia)


3. Megengan (Jawa Timur)

Megengan merupakan tradisi unik dari Surabaya. Tradisi berupa selamatan dengan hidangan apem dan pisang raja. Masyarakat mendoakan arwah saudara dan kerabat yang sudah meninggal. Momen ini juga dimanfaatkan untuk saling bermaafan, mengutip laman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

4. Megibung (Bali)

Masyarakat Bali, terutama yang tinggal di Karangasem, juga punya tradisi unik menyambut bulan puasa. Mereka akan memasak dan makan bersama. Biasanya orang-orang duduk melingkar sambil bersila saat megibung. Nasi akan disajikan di wadah yang dialasi dengan daun pisang (gibungan) dan lauknya disebut dengan karangan.

5. Meugang (Aceh)

Tradisi meugang alias makmeugang biasanya dilakukan sebelum bulan Ramadhan, Lebaran, dan Idul Adha. Asalnya dari Aceh. Meugang sudah ada sejak zaman Kerajaan Aceh, yaitu pada abad ke-14.

Saat meugang, masyarakat akan membeli daging di pasar atau menyembelih hewan kurban. Kemudian, daging ini akan dimasak dan disantap bersama keluarga, rekan kerja, atau warga desa.

Masyarakat Aceh biasanya membeli daging saat meugang. (Dokumen Pemerintah Kota Banda Aceh) Masyarakat Aceh biasanya membeli daging saat meugang. (Dokumen Pemerintah Kota Banda Aceh)


6. Munggahan (Jawa Barat)

Tradisi munggahan biasanya dilakukan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat. Biasanya 1-2 hari menjelang Puasa, masyarakat akan berkumpul dengan keluarga untuk mengadakan makan bersama, ziarah kubur, bahkan rekreasi untuk menyambut bulan Ramadan.

Kalau zaman dulu, anak-anak lelaki akan pergi ke mandi saat munggahan. Kebiasaan ini menandakan pembersihan diri sebelum puasa.

7. Nyadran (Jawa Tengah)

Ada tradisi berziarah yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu nyadran. Warga beramai-ramai berziarah ke makan keluarga.

Acara nyadaran terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu kenduri, makan bersama, bersih-bersih makan, dan ziarah kubur. Saat nyadran, warga biasanya membawa makanan-makanan tradisional, yaitu kue apem, ingkung ayam, ati ampela, urap, serta tahu dan tempe.

8. Nyorog (Betawi, Jakarta)

Nyiorog merupakan tradisi masyarakat Betawi menjelang bulan Puasa. (Dokumen Dinas Kebudayaan DKI Jakarta) Nyiorog merupakan tradisi masyarakat Betawi menjelang bulan Puasa. (Dokumen Dinas Kebudayaan DKI Jakarta)


Mengutip laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, nyorog adalah tradisi masyarakat Betawi untuk menyambut Ramadan. Biasanya mereka berbagi makanan kepada saudara dan keluarga yang tinggal berjauhan. Biasanya yang dibagikan adalah kue, sembako, sirup, beras, bahkan daging. Makanan khas Betawi seperti sayur gabus pucung juga sering menjadi hantaran nyorog. Tradisi ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua.

BI Siapkan Uang Tunai Rp260 T Jelang Pemilu dan Ramadan 2024

9. Pacu Jalur (Riau)

Warga Riau memiliki tradisi unik untuk menyambut bulan Ramadan, yaitu pacu jalur. Tradisi ini berupa lomba dayung perahu berukuran 40 meter. Satu perahu akan diisi oleh 40-60 orang.

Puluhan orang ini akan beradu kecepatan dalam perlombaan ini. Biasanya lomba pacu jalur diadakan di Sungai Kuntan. Tradisi ini biasanya digelar untuk menyambut bulan Ramadhan dan hari besar Islam.

10. Padusan (Jawa Tengah dan D. I. Y)

Sebelum Ramadan, biasanya masyarakat Jawa melakukan tradisi padusan. Padusan merupakan tradisi berendam di mata air sungai. Kebiasaan ini bermakna untuk membersihkan diri secara lahir dan batin. Biasanya tradisi padusan dilakukan oleh masyarakat Klaten, Boyolali, Salatiga, dan Yogyakarta.

Ngomong-ngomong, adakah tradisi unik menyambut bulan puasa di daerahmu? Kalau ada, coba spill dong di kolom komentar.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//