Perkembangan Terkini Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. (Dokumen Bank Indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta - Bank Indonesia merilis perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah periode 22 September 2023. Data yang disampaikan antara lain perkembangan nilai tukar dan aliran modal asing.

Melihat data itu, dua komponen yang ada berada di atas asumsi dasar makro APBN 2023. Salah satunya nilai tukar Rupiah yang ditetapkan pada level Rp15.000 per US$.

Selain itu ada yield SBN 10 tahun yang ditetapkan 6,7%.

Demi Inflasi dan Rupiah, BI7DRR Bertahan 7 Bulan

Pada asumsi dasar makro APBN 2024, dua komponen itu ditetapkan pada level yang sama. Yakni Rp15.000 per US$ dan 6,7%.

Di sisi lain, Bank Indonesia memparkan aliran modal asing berdasarkan data transaksi 18 – 21 September 2023. Pada periode ini, asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,67 triliun.

Jumlah itu terdiri dari jual neto Rp1,03 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp1,38 triliun di pasar saham dan beli neto Rp1,32 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Adapun selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai 21 September 2023, asing mencatat beli neto Rp75,46 triliun di pasar SBN, jual neto Rp5,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,14 triliun di SRBI.

Asing Terus Keluar dari Pasar Saham, Net Sell Capai Rp675,21 Miliar

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Terutama dalam mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//