Perang Visi dan Misi 3 Pasang Capres-Cawapres di Sektor Geopolitik

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

FAKTA.COM, Jakarta - Presiden dan wakil presiden terpilih di periode 2024-2029 mendatang, tidak hanya dituntut untuk pandai mengurus kesejahteraan 278 juta rakyat Indonesia. Namun, para pimpinan tertinggi di Tanah Air juga harus cakap dalam mengambil kebijakan luar negeri, khususnya di sektor geopolitik.

Presiden RI, Joko Widodo dalam berbagai kesempatan kerap mengingatkan, kondisi global sedang tidak baik-baik saja. Sejumlah negara besar sedang menunjukkan rivalitas, bahkan terus memperebutkan pengaruh kepada negara lainnya, termasuk Indonesia.

Nah, bagaimana Capres dan Cawapres 2024-2019 terpilih nanti akan membawa Indonesia ke arena persaingan global? Dari paparan visi-misi tiga pasangan calon peserta Pilpres, mungkin bisa tergambar akan ke mana arah geopolitik Indonesia.


Isu Palestina

Perang Rusia-Ukraina dan invasi tentara Israel ke Gaza, Palestina merupakan sebagian kisah yang menggambarkan panasnya suhu geopolitik. Persoalan global ini pun turut menjadi perhatian tiga pasangan calon peserta Pilpres 2024 untuk dituangkan dalam visi-misi maupun rancangan program kerja mereka.

Berikut ringkasan program Anies-Muhaimin terkait isu geopolitik, 

  • Menjaga amanah Dasasila Bandung KAA 1955. 
  • Mengambil peran sentral dalam kerja sama ekonomi, politik, riset dan teknologi, di antara negara berkembang (south-south cooperation). 
  • Berperan sebagai anggota penting di forum internasional, seperti G20, OKI, dan OECD.
  • Menginisiasi kerja sama ekonomi berkelanjutan dalam memenuhi SDGs 2030. 
  • Terlibat aktif dalam penyelesaian masalah kemanusiaan dunia, termasuk Palestina.
  • Meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang mempromosikan inklusivitas dan toleransi beragama 

Anies-Muhaimin juga berjanji akan membawa Indonesia menjadi aktor penting dalam kampanye perdamaian dunia dengan berperan dalam Pasukan Perdamaian PBB. Pasangan ini punya misi, "Terlibat aktif dalam penyelesaian masalah kemanusiaan dunia, termasuk Palestina."

Berikut ringkasan program Ganjar-Mahfud terkait isu geopolitik, 

  • Koeksistensi geopolitik progresif. Menjalankan politik bebas aktif dengan prinsip Dasasila Bandung untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Memperkuat pelibatan global Indonesia yang otonom dalam forum bilateral dan multilateral dalam memperjuangkan perdamaian dunia. Memperkuat komitmen untuk mendukung perjuangan pergerakan rakyat Palestina.
  • Perjanjian internasional 100% untuk kepentingan nasional. Memastikan bahwa seluruh perjanjian yang dibuat harus mengutamakan produk dalam negeri. 
  • Kedutaan besar ujung tombak pelayanan WNI. Memperkuat diplomasi dan kedutaan besar sebagai ujung tombak ekspor, perlindungan PMI, dan pelayanan WNI di luar negeri yang responsif.

Ganjar-Mahfud MD berencana untuk memperkuat posisi Indonesia yang otonom di kancah global, baik dalam forum bilateral dan multilateral. "Memperkuat komitmen untuk mendukung perjuangan pergerakan rakyat Palestina," tulis pasangan ini dalam visi-misinya.

Berikut ringkasan program Prabowo-Gibran terkait isu geopolitik, 

  • Penguatan pertahanan dan keamanan negara dan pemeliharaan hubungan internasional. 
  • Mengembalikan wibawa politik luar negeri Indonesia. 
  • Menjalankan strategi smart diplomacy dalam menjamin kebutuhan dan kesatuan negara Republik Indonesia.
  • Meningkatkan layanan perlindungan terhadap seluruh WNI di luar negeri.
  • Memperkuat strategi diplomasi maritim untuk meneguhkan kedaulatan dan meningkatkan keamanan di seluruh wilayah NKRI.
  • Memperkuat dukungan diplomasi terhadap upaya kemerdekaan dan kedaulatan Palestina antara lain dengan memperjuangkan pembukaan KBRI di Palestina.
  • Melanjutkan peran aktif dalam menciptakan perdamaian dunia dalam forum-forum bilateral maupun multilateral sesuai amanat konstitusi.
  • Memantapkan supremasi dan kepemimpinan Indonesia di tingkat global di tengah dinamika geopolitik internasional melalui diplomasi yang berdasarkan atas asas bebas-aktif.

Pasangan Prabowo-Gibran menilai, konflik bersenjata tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap sektor politik namun juga perekonomian dunia, sehingga harus segera didorong penyelesaiannya. "Konflik berkepanjangan di Ukraina dan di Palestina bisa meningkatkan harga pangan dan harga energi karena mengganggu kelancaran rantai pasok global," sebagaimana yang tertulis dalam visi-misi Prabowo-Gibran.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//