Makin Membetot Perhatian, Kini Eranya Kecerdasan Buatan

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

FAKTA.COM, Jakarta - Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) bertumbuh kian pesat. Salah satunya, pemanfaatan articifial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan yang semakin ke sini terus menjadi perbincangan serta membetot perhatian.

Bahkan, pemerintah sudah mulai bereaksi keberadaan teknologi ini serta berupaya perkembangan mengarah positif sekaligus mencegah dampak negatif dan kerugian. Baru-baru ini, telah terbit Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.

Pemimpin G20 Sepakati Perlunya Regulasi Artificial Intelligence

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie mengatakan, terbitnya SE merupakan respons pemerintah atas pemanfaatan kecerdasan artifisial dari hari ke hari makin pesat. Kebijakan ini akan menjadi pedoman bagi para pelaku usaha atau penyelenggara sistem elektronik (PSE) lingkup publik maupun agar tidak merugikan pihak lain dalam pemanfaatan AI.

Selain itu, AI juga menjadi pendukung aktivitas manusia untuk meningkatkan kreativitas maupun menyelesaikan permasalahan dan pekerjaan. "Pengawasan pemanfatan untuk mencegah penyalahgunaan AI oleh pemerintah, penyelenggara, dan pengguna,” kata Budi, Jumat (22/12/2023).

Risalah AI

Perkembangan AI sejatinya telah dimulai lebih 100 tahun silam. Ketika itu, telah muncul filsuf atau ahli filsafat yang mengeluarkan teori-teori matematika yang kemudian menjadi landasan mesin komputer atau kecerdasan buatan.

Payung Hukum Transformasi Digital Harus Dibuat Lebih Holistis

Di antaranya, George Boole, Alfred North Whitehead, dan Bertrand AW Russell. Sebagai contoh, teori Aljabar Boolean mulai diterapkan untuk menjelaskan operasi biner 0 dan 1, sebagaimana yang digunakan bahasa dalam mesin komputer.

Dr Lukas dari Binus University mengatakan, perkembangan AI terbagi dalam empat bagian. Yakni, dimulai dari kemunculan pemikiran untuk memberikan pengetahuan bagi mesin, lalu periode mesin yang telah mampu mengolah data, dan kemudian ketika lahirnya internet yang meliputi penemuan world wide web atau www oleh Tim Berners-Lee pada 1989.

"Kini AI telah berkembang jauh dan seiring dengan semakin canggihnya teknologi di masa depan, bukan tidak mungkin AI juga akan ikut tumbuh bersamanya," kata dia sebagaimana dikutip dari laman Binus University.

Manfaat AI

Sekarang ini, kemampuan AI telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Mulai dari industri kesehatan, manufaktur, ritel, hingga perbankan.

Keuangan Digital Harus Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai contoh, kecerdasan buatan ini dapat dimanfaatkan sebagai asisten kesehatan pribadi. AI bisa bertindak sebagai pemandu, semisal pengingat waktu untuk minum obat, berolahraga, maupun mengonsumsi makanan bergizi.

Pemanfaatan teknologi AI yang semkain mudah turut memicu pesatnya pengguna internet di dunia, temasuk di Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat, penetrasi internet telah mencapai 215,62 juta penduduk di Tanah Air pada periode 2022-2023.

Jumlah tersebut sama dengan 78,19 persen dari total populasi penduduk sebanyak 275,77 juta rakyat Indonesia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//