Devisa Hasil Ekspor Butuh Akselerator

Ilustrasi devisa ekspor. (Dokumen Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk memupuk cadangan devisa dari hasil ekspor, masih jauh dari harapan. Pasalnya, masih banyak perusahaan yang belum memenuhi kewajiban penempatan dana devisa hasil ekspor (DHE).

Fakta tersebut terungkap melalui pernyataan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani dalam konferensi pers APBN Kita, beberapa waktu lalu. Askolani menyebut, dari 111 eksportir yang diberikan catatan oleh Bank Indonesia, hanya 43 perusahaan yang sudah melakukan kewajibannya.

"Jadi 38%. Masih ada 69 perusahaan belum memenuhi kewajibannya," kata Askolani.

Simpanan Devisa Ekspor Stagnan, Insentif Pajak Siap Meluncur

Askolani bahkan mengatakan, pihaknya telah memblokir kegiatan usaha perusahaan-perusahaan tersebut.

Meski begitu, Askolani menegaskan, pemerintah dan Bank Indonesia masih konsisten untuk mengimplementasikan DHE guna mendukung cadangan devisa.

Di sisi lain, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, penempatan DHE melalui term deposit valas mulai menunjukkan perbaikan. Per 20 Agustus 2024, kata Destry, nilainya kembali ke US$2,12 miliar.

"Jadi, ada peningkatan dari sebelumnya yang selalu di bawah US$2 miliar," ucap Destry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, pekan lalu.

Destry menyebut, TD Valas DHE menjadi salah satu jalur masuknya dana asing ke Indonesia.

Asing Borong SRBI, SBN, dan Saham, Segini Dana yang Masuk

Dari pernyataan Destry, sebagian TD Valas DHE tengah berada di beberapa bank besar. Salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Per Juni 2024, Bank Mandiri mencatat nilai TD Valas DHE mencapai Rp5,47 triliun. Angka itu melesat 47% dari posisi akhir 2023 sebesar Rp3,72 triliun.

Peningkatan juga ada di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) yang naik 9,8% dari Rp2,54 triliun menjadi Rp2,79 triliun.

Namun kondisi berbeda terjadi di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Di BRI, nilai TD Valas DHE anjlok 71,4% dari Rp5,84 triliun menjadi Rp1,67 triliun. Sementara di BCA turun 26,2% menjadi Rp2,06 triliun dari sebelumnya Rp2,79 triliun.

Fakta.com pun mencoba menanyakan kondisi tersebut ke para manajemen bank masing-masing. Namun hanya BCA yang menjawab.

"BCA senantiasa mendukung kebijakan pemerintah, regulator serta otoritas perbankan termasuk terkait transaksi penempatan TD DHE SDA," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn.

Hera menjelaskan, sejak Maret 2023, BCA telah menjadi bank perantara untuk transaksi penempatan TD operasi pasar terbuka konvensional DHE Sumber Daya Alam (SDA) mata uang USD kepada Bank Indonesia. "Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan," tuturnya.

Transaksi Devisa Ekspor Tumbuh Positif, BCA Perbarui Bunga TD Valas

Ke depan, BCA melihat prospek volume transaksi TD valas DHE SDA masih akan bertumbuh mempertimbangkan prospek perekonomian Indonesia yang positif, serta masih besarnya potensi industri yang berorientasi ekspor di Indonesia, terutama yang berbasis komoditas.

"Kami berharap dinamika geopolitik yang terjadi dapat cepat menjadi kondusif, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik," kata Hera menambahkan.

Sebagai informasi, aturan penempatan DHE di TD Valas sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7 tahun 2023. Selanjutnya, aturan itu diperkuat melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//