Amplifikasi Komoditas dan Wilayah Pemberi Andil Deflasi

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

FAKTA.COM, Jakarta - Deflasi pada Mei 2024 mendorong inflasi tahunan kembali bergerak turun ke level 2,82%. Deflasi ini menjadi yang pertama setelah terakhir kali terjadi pada Agustus 2023.

Menurut Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A. Widyasanti, deflasi didorong oleh komoditas beras. "Pada Mei 2024, beras Kembali mengalami deflasi 3,59% dan memberi andil deflasi 0,15%," kata Amalia baru-baru ini.

Amalia menjelaskan, deflasi komoditas beras terjadi saat produksi menurun. Namun stok beras masih memadai.

Deflasi Pertama Sejak Agustus 2023, Inflasi Tahunan jadi 2,84 Persen

Di sisi lain, secara umum, 29 provinsi mengalami deflasi beras, 1 provinsi stabil, dan 8 provinsi mengalami inflasi.

Meski begitu, beras sebenarnya masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di sepanjang tahun ini. Berdasarkan data BPS, andil beras ke inflasi tahunan mencapai 0,43%.

Angka itu jauh melampaui komoditas lainnya seperti emas perhiasan 0,23%, cabai merah 0,16%, bawang merah 0,14% dan sigaret kretek mesin 0,12%.

BI Optimistis Inflasi Terkendali Meski Dibayangi El Nino dan Ramadan

Sementara itu, dari sisi wilayah, provinsi Banten memberikan andil cukup besar dalam deflasi Mei. Pada periode ini, angkanya mencapai 0,52%.

Selain Banten, Nusa Tenggara Barat juga mencatat deflasi paling dalam dengan angka 0,41%. Adapun Papua Selatan mencatat inflasi tertinggi dengan angka 2%.

Secara tahunan, inflasi tertinggi masih dicatat Papua Tengah dengan angka 5,39% dan Kepulauan Bangka Belitung menjadi wilayah dengan inflasi terendah 1,25%.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//