Pemkot Jogja Minta Warga Kalem Soal Sengkarut Sampah

Oleh Issa Almawadi - fakta.com
03 Agustus 2023 05:41 WIB
Dokumen Jogjaupdatecom

FAKTA.COM, Jakarta - Persoalan sampah di Kota Yogyakarta sempat menyedot perhatian publik belakangan ini. Bahkan, sempat viral aksi lempar saling lempar sampah antara warga dan petugas Dinas Lingkungan Hidup setempat.

Sengkarut sampah ini bermula ketika Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menutup sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan hingga September mendatang. Alhasil, banyak sampah menumpuk di sejumlah titik Kota Jogja.

Kejadian aksi saling lempar sampah membuat Pemkot mengambil sejumlah langkah, mulai dari mengajukan permohonan pembukaan TPA, meminta masyarakat tenang, serta upaya edukasi warga lewat bank sampah. "Tetep kalem dan tertib buang sampah ke depo!" ujar Pemkot Jogja melalui akun Twitter @PemkotJogja, dikutip Kamis (3/8/2023).

Pemkot Jogja nampaknya sudah bisa sedikit lebih lega. Maklum, tempat pembuangan akhir di Piyungan sudah mulai dibuka kembali. Sehingga, pengangkut truk sampah bisa kembali menyuplai sampah-sampah dari pemukiman warga.

"Salah satunya dengan memberlakukan sistem buka-tutup depo. Hal ini dilakukan setelah Jogja memperoleh alokasi sampah 100 ton/hari ketika TPA Piyungan dibuka sebagian," lanjut akun tersebut.

Lewat Mbah Dirjo

Pada Rabu (2/8/2023) lalu, Pemkot Jogja menggelar sosialisasi gerakan Mbah Dirjo, atau kependekan dari mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja. Otoritas kota setempat memandang program ini perlu dilakukan secara massif demi meminimalkan persoalan sampah.

Meski Turun, Inflasi Merauke jadi yang Tertinggi pada Juli 2023

Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengklaim, sejauh ini gerakan zero sampah anorganik dan telah mampu menurunkan sampah ke TPA Piyungan hingga 30%. Harapannya, lewat gerakan Mbah Dirjo ke depan suplai volume sampah ke lokasi tersebut akan jauh lebih berkurang.

"Residu plastik dikumpulkan ke bank sampah, lalu bank sampah menyetorkan ke depo menggunakan kartu khusus bank sampah dan diletakan pada tempat yang khusus di masing-masing depo sampah," ujar aman.

Sosialisasi ke Sekolah dan Media

Untuk menggencarkan program tersebut, Pemkot Jogja juga melakukan upaya sosialisasi ke sekolah dan media massa lokal. Misalnya, ke SMP Negeri 15 Yogyakarta yang berada di Jalan Tegal Lempuyangan No 61 Yogyakarta.

Kepala Sekolah SMP Negeri 15 Siswanto bilang, sejak 2022 lalu pihaknya telah mengampanyekan diet sampah kepada para siswa. Bahkan, sekolahnya punya jargon ‘Jajan Ora Nganggo Plastik (Janoko Ragotik)’.

7.500 Jiwa di Kabupaten Puncak Terdampak Kekeringan

Bahkan, lewat penerapan Kurikulum Merdeka, keterampilan memilah sampah memiliki nilai tersendiri bagi guru terhadap para siswanya. ". Salah satu indikatornya adalah gaya hidup berkelanjutan," ujarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemkot Jogja.

Warganet Tetap Protes

Kendati sejumlah upaya tengah dilakukan Pemkot Jogja untuk mengurai permasalahan sampah, namun warganet masih tetap mengeluh lantaran masih banyaknya sampah yang di sekitar pemukiman.

"Kalem bagaimana maksudmu min ?? Dengan ditutupnya TPA Piyungan 45 hari, membuat warga resah dan bahkan jadi ngawur/arogan buang sampah di Alkid, di rumah-rumah kosong, di pinggir jalan, dan bahkan warga akan nekad buang sampah di kantor DPRD DIY," ujar akun @megantari_jogja.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//