Mensesneg Temui Massa di Patung Kuda, Demo Indonesia Gelap Bubar

Mahasiswa menggelar aksi ‘Indonesia Gelap’ di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi)
Fakta.com, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menemui massa aksi ‘Indonesia Gelap’ di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025) petang. Demonstrasi mahasiswa itu pun bubar.
Prasetyo sempat menaiki mobil komando yang digunakan mahasiswa untuk berorasi. Pada kesempatan itu, perwakilan mahasiswa membacakan sembilan tuntutan di depan Prasetyo.
Salah satu tuntutan itu, mahasiswa mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Mereka juga meminta transparansi status pembangunan dan pajak rakyat, serta evaluasi besar-besaran makan bergizi gratis.
Dalam tuntutannya, mereka juga menolak Dwifungsi TNI, menolak Revisi UU Minerba, mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset, mendesak peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta menolak impunitas dan segera tuntaskan kasus pelanggaran HAM berat.
Setelah membacakan tuntutan tersebut, giliran Prasetyo menanggapi dari atas mobil komando. Dia menyatakan pemerintah akan mempelajari tuntutan mahasiswa.
Setelah itu salah satu orator di atas mobil komando kemudian mengajak massa aksi untuk membubarkan diri.
Aksi Indonesia Gelap hari ini merupakan rangkaian demonstrasi yang digelar sejak Senin (17/2/2025) di Patung Kuda, Jakarta. Aksi serupa juga digelar di sejumlah daerah dengan mengusung tema yang sama.
Mahasiswa berencana menggelar aksi puncak pada Jumat (21/2/2025) dengan menggalang massa dari kelompok sipil.
Mensesneg Prasetyo sebelumnya menyatakan meskipun demonstrasi adalah hak masyarakat dalam menyampaikan pendapat, namun jangan membelokkan sesuatu yang sebenarnya.
"Inilah, ya namanya kebebasan berekspresi. Tapi tolong sekali lagi ya, jangan membelokkan apa yang sebenarnya tidak seperti itu. Mana? Enggak ada Indonesia gelap. Kita akan menyongsong Indonesia bangkit," ujar Prasetyo saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Dia meminta masyarakat memberikan kesempatan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru berjalan 100 hari. Menurutnya, permerintah tak pernah berhenti mencari cara dan solusi.
"Pemerintahan Pak Prabowo masih baru, masih banyak masalah yang harus diselesaikan," katanya.