Pramono Anung Dorong Penerapan 'Work from Everywhere' di Jakarta

Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung menonton barongsai di Ancol, Jumat (31/1/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
FAKTA.COM, Jakarta - Alih-alih mengiyakan soal usulan empat hari kerja dalam sepekan, Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung mengaku lebih mendorong kerja dari mana pun atau work from anywhere (WFA).
Sebelumnya, Pakar Tata Kota Nirwono Joga yang juga merupakan bagian tim transisi, mengusulkan soal empat hari kerja dalam seminggu.
"Dalam kesempatan ini, saya juga ingin meluruskan hal yang belum dan masih menjadi debatable. Memang salah seorang anggota Tim Transisi pernah menyampaikan mengenai masa kerja yang 4 hari," tutur Pramono, ditemui di Ancol, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
"Saya ingin meluruskan bahwa itu belum menjadi keputusan. Sehingga kerja masih selama 5 hari," lanjut politikus PDIP itu.
"Tetapi kami akan mendorong apa yang disebut dengan work from everywhere seperti yang selama ini saya lakukan ketika saya menjadi Sekretaris Kabinet," ujar Pramono, yang juga merupakan mantan Setkab di era Presiden ketujuh RI Jokowi.
Pram sendiri tak menjelaskan apa maksud work from everywhere itu. Berdasarkan penelusuran, konsep yang secara bahasa kurang lebih sama adalah work from anywhere (WFA), yang berarti bekerja dengan lokasi yang tak harus di kantor, dan work from home (WFH). Kedua konsep terakhir ini makin ngetren sejak pandemi Covid-19.

Ilustrasi. Saat polusi udara Jakarta makin pekat, Pemerintah sempat mendorong WFH. (Antara)
Konsep kerja dari mana saja ini beberapa kali diusulkan pemerintah era Jokowi di saat-saat tertentu, yakni ketika kemacetan makin parah serta polusi udara makin tinggi. Meski begitu, keputusan WFH atau tidak bergantung pada perusahaan terkait.
"Sehingga dengan demikian, Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian, semangat yang paling utama yang ingin saya lakukan adalah memperbaiki kehidupan masyarakat yang di bawah," Pramono melanjutkan.
Terkait empat hari kerja itu, Ketua Tim Transisi Pramono Anung-Rano Karno (Doel), Ima Mahdiah, sempat mengklarifikasi bahwa usulan kebijakan empat hari kerja bukan berasal dari tim transisi, tapi dari Nirwono Joga.
"Kami di Tim Transisi Pramono-Rano tidak pernah membahas ataupun mengusulkan kebijakan empat hari kerja," kata Ima dalam keterangannya di Jakarta, pekan lalu, dilansir Antara.
Usulan itu, kata dia, sebaiknya dipahami sebagai gagasan akademis yang ditujukan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi DPRD dan Pemprov DKI Jakarta.
"Pandangan tersebut adalah hasil diskusi akademis yang disampaikan oleh Pak Nirwono Joga sebagai seorang pakar tata kota, bukan sebagai anggota tim transisi," ujar Ima.