Dikepung Siklon Tropis, Rossby-Kelvin, dan La Nina, Waspada Cuaca Ekstrem!

Ilustrasi peta cuaca dari BMKG
FAKTA.COM, Jakarta - Hujan deras disertai angin kencang makin sering terjadi, akhir-akhir ini. Di Sukabumi, Jawa Barat, fenomena hujan disertai angin kencang setidaknya membuat sejumlah bangunan rusak, pohon tumbang, bahkan longsor, beberapa hari lalu.
Di Tangerang, curah hujan tinggi membuat sejumlah wilayah digenangi banjir akibat tanggul jebol, Selasa (12/11/2024). Banjir rob pun kembali melanda jalur pantai utara (Pantura) Jawa sekitar Pekalongan hingga Semarang.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan salah satu penyebab cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi adalah karena adanya dua siklon tropis dari wilayah utara, di antaranya siklon tropis Toraji yang merambat di Laut China Selatan dan siklon tropis Usagi yang bergerak di sekitar Filipina.
"Tapi sifatnya kan hanya beberapa hari, paling hanya 5-10 hari itu," jelas Dwikorita saat ditemui awak media seusai Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat ditemui awak media seusai Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2024). Fakta/Dewi Yugi Arti
Selain dua siklon tropis itu, fenomena La Nina juga menjadi penyebab terjadinya cuaca ekstrem. La Nina diperkirakan akan terjadi pada bulan Maret-April 2025.
"Ini sudah mulai masuk La Nina lemah dan nanti yang dikhawatirkan kalau kejadiannya bersamaan di puncak musim hujan. Itu kalau bersama dengan La Nina lemah itu akan ekstrem," ujarnya.
Ancaman cuaca ekstrem diperburuk dengan kemungkinan terjadinya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin. Keduanya merupakan gelombang skala planeter yang terbentuk di atmosfer dan lautan sekitar khatulistiwa. Kedua gelombang ini dapat memengaruhi pola cuaca berskala besar.
"Kumpulan arak-arakan awan hujan dari arah timur Afrika sepanjang ekuator berarak-arak di Samudera India. Dan kalau masuk ke wilayah Indonesia, awannya jadi tambah penuh dan itu terjadi ekstrem," kata Dwikorita menjelaskan Rossby dan Kelvin.
Puncak cuaca ekstrem akibat gelombang Rossy dan Kelvin, ungkap Dwikorita, akan terjadi pada Januari-Februari 2025. Namun, untuk mengetahui deteksi pastinya, dapat melihat dari aplikasi info BMKG.
"Untuk tahu itu, dari aplikasi info BMKG itu memberikan peringatan dini cuaca ekstrem. Dari situ atau dari laman BMKG. Atau juga dari info BMKG Instagram, YouTube, Instagram, Twitter," pungkasnya.