Sejarah 28 Februari 1942, Jepang Vs Sekutu di Selat Sunda

Kapal HMAS Perth. (Foto: Wikipedia)
FAKTA.COM, Jakarta – Pada hari ini, tepatnya 28 Februari 1942, terjadi salah satu pertempuran laut terburuk selama Perang Dunia (PD) II di Selat Sunda antara Jepang dan Sekutu. Pertempuran ini terjadi sesaat sebelum Jepang berhasil menginvasi Indonesia dan mendudukinya selama tiga tahun.
Pertempuran ini bermula dari kapal perang AS USS Houston dan kapal perang Australia HMAS Perth I berlayar memasuki selat Sunda untuk mencari bahan bakar dan amunisi setelah bertempur sengit bersama kapal perang sekutu, ABDA (Australia, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat), melawan pasukan Jepang di laut Jawa dalam Perang Dunia II, Februari 1942.
Dilansir dari buku Serangan Umum 1 Maret 1949 (2010) oleh Batara R. Hutagulung, setelah hampir seluruh wilayah Hindia Belanda jatuh ke tangan Tentara Jepang, sasaran terakhir dan terpenting adalah Pulau Jawa, tempat kedudukan Pemerintah Hindia Belanda dan pusat operasi militer Sekutu.
Penyerbuan diawali dengan pertempuran di Laut Jawa pada 27 Februari dan Selat Sunda dalam rangka pendaratan bala tentara Dai Nippon di Jawa. Direncanakan, pendaratan dilakukan di Teluk Banten, Eretan Wetan dekat Cirebon, dan di Kragan dekat Pelabuhan Rembang.
Dalam pertempuran di Laut Jawa tanggal 27 Februari 1942 yang berlangsung selama tujuh jam, seluruh Angkatan Laut Sekutu dihancurkan. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (destroyer) dan beberapa kapal transport kecil.
Rear Admiral Karel Willem Frederick Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut Hindia Belanda yang baru dua hari sebelumnya (25 Februari 1942) ditunjuk sebagai Tactical Commander Armada Tentara Sekutu ABDACOM (American-British-Dutch-Australian Command), tenggelam bersama kapal perang utamanya (flagship), De Ruyter.
Perang di Selat Sunda berlangsung pada 28 Februari pada malam hariketika kapal penjelajah berat (heavy cruiser) Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat USS Houston dan kapal penjelajah ringan (light cruiser) Angkatan Laut Australia HMAS Perth berusaha menyingkir dari Laut Jawa.
Ketika menuju Pelabuhan Cilacap, mereka berpapasan dengan konvoi kapal-kapal yang mengangkut tentara Jepang yang hendak mendarat di Merak dan Teluk Banten, termasuk di dalamnya Panglima Tentara 16 Jepang, Letnan Jenderal Imamura.
Kapal-kapal tersebut dikawal oleh beberapa kapal penjelajah dan sembilan kapal perusak (destroyer). Enam kapal transportasi akan berlabuh di Merak dan 27 lainnya berlabuh di Teluk Banten membawa divisi infanteri 2.
Dalam pertempuran di Selat Sunda, kedua kapal AL Sekutu, Houston dan Perth, berhasil ditenggelamkan oleh torpedo-torpedo dan tembakan dari kapal-kapal perang Jepang.
Jepang mengalami kerugian berupa tenggelamnya 1 kapal penyapu ranjau dan 4 kapal transportasi, sedangkan 1 kapal pendaratan dan 2 kapal perusak mengalami kerusakan.
(Penulis: Daffa Prasetia)