Sejarah 24 Februari 1949, Sejumlah Taruna Muda Gugur di Pertempuran Plataran

Monumen Plataran atau Monumen Perjuangan Taruna dibangun untuk mengenang jasa perjuangan para taruna dalam Pertempuran Plataran. (Akun Instagram @jogja.istimewa)
FAKTA.COM, Jakarta – Tepat hari ini, pada 24 Februari 1949, terjadi salah satu pertempuran antara siswa Akademi Militer Indonesia dengan pasukan Belanda. Peristiwa ini terjadi setelah Belanda melancarkan Agresi Militer II.
Lokasi pertempuran berlangsung di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pertempuran ini melibatkan taruna Akademi Militer (Akmil) dan pejuang Indonesia lainnya melawan pasukan Belanda yang berusaha menguasai kembali Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Setelah Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia jatuh ke tangan Belanda. Para pejuang Indonesia, termasuk taruna Akmil, mundur ke daerah-daerah sekitar seperti Sleman, Bantul, dan Kulon Progo untuk menyusun strategi perlawanan. Di wilayah Sleman, beberapa markas pejuang didirikan. Salah satunya di Dusun Plataran.
Insiden yang memicu pertempuran di Plataran bermula pada 22 Februari 1949, ketika Letnan Abdul Jalil, seorang taruna Akmil, gugur dalam patroli di Sambiroto setelah berpapasan dengan pasukan Belanda. Dalam penggeledahan, Belanda menemukan buku harian Abdul Jalil yang memuat informasi detail tentang lokasi markas-markas pejuang Indonesia di wilayah Kalasan. Dengan informasi ini, Belanda merencanakan serangan ke markas-markas tersebut.
Pada malam 22 Februari, pasukan Belanda melancarkan serangan ke markas pejuang di Bogem, Kalasan. Namun, para pejuang telah mengetahui rencana ini dan berhasil mundur ke arah utara sebelum serangan terjadi. Belanda terus melakukan pengejaran, dan pada 24 Februari 1949, pertempuran sengit pun terjadi di Dusun Plataran.
Moehkardi, dalam buku Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Fisik 1945-1949 (2019), dikutip pada Senin (24/2/2025), menyebutkan beberapa taruna Akademi Militer gugur dalam pertempuran ini, yaitu:
- Letnan Dua R. M. Utoyo Notodirjo;
- Letnan Dua Sukoco A;
- Vaandrig Cadet Husein;
- Vaandrig Cadet Sarsanto;
- Vaandrig Cadet Suharsoyo;
- Vaandrig Cadet Subiyakto;
- Vaandrig Cadet Sumartal;
- Anggota Tentara Pelajar bernama Marwoto.
Dikutip dari laman Kelurahan Selomartani Kabupaten Sleman, Yogyakarta, untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan muda, Monumen Plataran atau Monumen Perjuangan Taruna dibangun di lokasi pertempuran pada 1976. Monumen itu diresmikan pada 24 Februari 1977 oleh Jenderal TNI Surono Reksodimedjo.
Monumen Plataran memiliki luas sekitar 7.500 meter persegi dan dirancang dengan berbagai simbol yang sarat makna. Misalnya, patung setinggi 5 meter yang melambangkan Letnan Husein dan 8 patung taruna yang naik burung garuda dan sedang memanjatkan doa. Kemudian, ada 2 joglo yang melambangkan Februari dan 24 anak tangga yang merepresentasikan tanggal pertempuran.
(Penulis: Daffa Prasetia)