Sejarah 19 Februari 1473: Nicolaus Copernicus Lahir

Nicolaus Copernicus. (Foto: Britannica)
FAKTA.COM, Jakarta – Seorang ilmuwan besar dalam sejarah astronomi, Nicolaus Copernicus, lahir pada 19 Februari 1473. Copernicus dikenal sebagai pencetus teori heliosentris, yang menyatakan bahwa Matahari adalah pusat tata surya dan bukan Bumi.
Pemikirannya ini menjadi dasar bagi revolusi ilmiah yang terjadi di Eropa pada abad ke-16 dan 17.
Dikutip dari Britannica, Rabu (19/2/2025), Copernicus mengubah cara manusia memahami alam semesta dengan teorinya. Dia menjelaskan bahwa Bumi dan planet-planet lain mengorbit Matahari, serta Bumi berputar pada poros sendiri setiap hari.
Gagasan ini bertentangan dengan pandangan geosentris yang telah lama dianut oleh masyarakat. Saat itu, Bumi dianggap sebagai pusat alam semesta.
Sempat Ditolak Gereja dan Ilmuwan, Teorinya Jadi Dasar Pemikiran Modern
Copernicus berasal dari keluarga pedagang kaya dan mendapat pendidikan yang baik. Setelah ayahnya meninggal, pamannya yang seorang uskup membantu mendukung pendidikannya.
Dia menempuh studi di Universitas Kraków di Polandia, kemudian melanjutkan ke Italia untuk belajar hukum, kedokteran, dan astronomi di Universitas Bologna dan Padua. Selama masa studinya di Bologna, ia mulai tertarik pada astronomi dan bekerja dengan astronom Domenico Maria Novara.
Copernicus mulai mengembangkan teori heliosentrisnya sekitar tahun 1508 dan menyelesaikannya pada tahun 1514 dalam sebuah naskah berjudul Commentariolus (Komentar Kecil).
Namun, karyanya yang paling terkenal, De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bola-Bola Langit), baru diterbitkan pada tahun 1543, tahun saat dia meninggal dunia.
Kalangan gereja dan ilmuwan kala itu menolak ide Copernicus. Namun, pemikiran sang ilmuwan menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Teori heliosentris kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh-tokoh seperti Galileo Galilei, Johannes Kepler, dan Isaac Newton.
Warisan Copernicus
Nicolaus Copernicus diakui sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah. Pemikirannya membuka jalan bagi ilmu astronomi modern dan membantu manusia memahami lebih jauh tentang tata surya.
Teori heliosentrisnya menjadi titik balik dalam sejarah sains dan membuktikan bahwa pendekatan ilmiah dapat mengubah cara pandang dunia terhadap realitas.
(Penulis: Wafiq Azizah)