Fakta.com

Mengenal Partikel PM 2.5, Polutan Ancaman Serius di Perkotaan

Ilustrasi polusi udara. (Pexels)

Ilustrasi polusi udara. (Pexels)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Polusi udara mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menimbulkan efek negatif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 

Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 6 jenis polutan umum yang dapat terdeteksi di udara, dan polutan ini terbagi menjadi dua kategori utama: gas dan partikel.

Dalam kategori partikel, terdapat dua jenis utama yang dikenal sebagai particulate matter (PM), yakni PM2.5 dan PM10. Particulate matter adalah partikel kecil di udara yang berukuran kurang dari 2,5 mikrometer untuk PM2.5 dan kurang dari 10 mikrometer untuk PM10. 

"Partikel ini bisa diibaratkan seperti debu yang sangat kecil, bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang. Ketika terhirup, partikel ini dapat masuk langsung ke paru-paru kita, karena bulu hidung kita tidak mampu menyaringnya,” ujar Analis Data dari Nafas Indonesia, Nidaa Fauziyyah, kepada Fakta, Senin (12/08/2024).

Menurut Nidaa ukuran kecil dari PM2.5 inilah yang membuatnya sangat berbahaya bagi kesehatan. Polutan ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti kelahiran prematur, asma, batuk, sesak nafas, dan bahkan kanker paru-paru. Sementara itu, PM10, meskipun sedikit lebih besar, tetap membawa risiko kesehatan yang signifikan jika terhirup secara berkelanjutan.

Selain partikel, ada juga polutan berbentuk gas yang sangat berbahaya, seperti Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), dan Ozon (O3). NO2 dan SO2 sering kali berasal dari emisi kendaraan dan aktivitas industri, SO2 sering kali terdeteksi dari baunya yang tajam dan terdiri atas belerang (sulfur).

CO umumnya dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor dan pembakaran energi, sedangkan O3 terbentuk melalui reaksi kimia antara sinar matahari dengan polutan lainnya seperti NOx (oksida nitrogen) atau senyawa organik volatil.

Nidaa menjelaskan bahwa polusi udara yang terekam oleh sensor dapat dilihat melalui aplikasi Nafas Indonesia. Data kualitas udara yang ditampilkan di aplikasi adalah data AQI (Air Quality Index) dan PM2.5 berdasarkan kategori kualitas udaranya. 

"Selain itu, ada tiga bentuk simbol yang ditampilkan, yaitu bulat, kotak dan segitiga. Simbol bulat adalah sensor yang hanya mengukur partikel, sedangkan untuk kotak dan segitiga mengukur partikel dan juga gas,” paparnya.

Beberapa studi dan penelitian menyebutkan adanya hubungan antara paparan polusi udara dengan kesehatan yang tidak bisa diremehkan. Dalam jangka pendek, polusi udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti influenza, asma, dan bahkan jerawat. Namun, efek jangka panjangnya jauh lebih mengerikan. 

Paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer, serta meningkatkan risiko kelahiran prematur dan kanker paru-paru.

Lalu, kata Nidaa, dengan meningkatnya polusi udara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, kesadaran akan bahaya ini menjadi sangat penting. Nidaa menganjurkan masyarakat untuk mengambil Langkah-langkah preventif untuk menangkal polusi udara 

"Misalnya mau beraktivitas di luar, mungkin usahakan cek dulu nih, kualitas udara di luar gimana, dan kita juga bisa melakukan tindakan pencegahan, seperti pakai masker saat beraktivitas di luar.” tutupnya.

Trending