WALHI Kritisi Rencana DKI Jadikan Kepulauan Seribu Pulau Sampah Baru
Ilustrasi
FAKTA.COM, Jakarta- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta mengkritisi rencana Pemprov DKI Jakarta membuat tempat pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu. Rencana ini dinilai dapat membentuk pulau sampah baru di lokasi tersebut.
Selama ini produksi sampah DKI Jakarta yang mencapai sekitar 8.500 ton per hari, dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Diprediksi pada tahun 2025, TPST Bantargebang sudah melebihi kapasitas dan tidak bisa lagi menampung sampah DKI Jakarta.
Ketua Kampanye Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) Jakarta, Muhammad Aminullah mengatakan, pembuatan TPST baru tidak menyelesaikan masalah.
“Solusinya adalah mengurangi jumlah sampah, bukan membuat pulau sampah baru,” kata Amin kepada Fakta, Selasa (18/7/2024).
Menurutnya, permasalahan sampah di TPST Bantargebang karena tidak adanya pemilahan/pengelolaan sampah di level sumber (TPA dan TPS, red).
Selama ini, yang menjadi masalah adalah karena semua sampah dari Jakarta, Depok, dan Bekasi itu muaranya di Bantargebang, dan masih minim fasilitas pengelolaan sampah di level sumber.
"Hal inilah yang menyebabkan TPST Bantargebang overload,” imbuhnya.
Amin menjelaskan bahwa jumlah sampah yang dapat direduksi hanya sekitar 1.500 ton per hari dari total jumlah sampah Jakarta. Sampah organik mendominasi sampah Jakarta sekitar 49-55 persen.
Menurut Amin pemerintah masih bisa meminimalisir sampah yang dibuang ke Bantargebang.
“Jumlah sampah organik separuh dari sampah Jakarta, bisa dikelola dengan budidaya maggot atau kompos di level sumber RT dan RW. Jadi nggak numpuk di Bantargebang,” ucap Amin.
Amin menegaskan bahwa semangat pengelolaan sampah kita adalah desentralisasi, sampah tidak terpusat dalam satu tempat. Untuk itu, solusinya adalah mengurangi jumlah sampah.
"Jangan sampai 10-20 tahun kemudian kita sibuk lagi cari lokasi pulau sampah yang baru,” tutur Amin.