Hampir 5 Miliar Orang Terdampak Panas Ekstrem, Indonesia Juga Ikut Kena
Cuaca panas berdampak kepada miliaran orang di dunia, menurut sebuah laporan. (dokumen Freepik)
FAKTA.COM, Jakarta - Hampir lima miliar orang di seluruh dunia mengalami panas ekstrem selama sembilan hari pada Juni 2024. Panas ekstrem ini terjadi akibat perubahan iklim.
Dikutip dari Climate Central, Rabu (3/7/2024), ada 4,97 miliar orang di dunia yang terdampak panas ekstrem pada 16-24 Juni 2024. Miliran orang yang terdampak ini juga termasuk:
- 619 juta orang di India
- 579 juta orang di China
- 231 juta orang di Indonesia
- 206 juta orang di Nigeria
- 176 juta orang di Brasil
- 171 juta orang di Bangladesh
- 165 juta orang di AS
- 152 juta orang di Eropa
- 123 juta orang di Meksiko
- 121 juta orang di Ethiopia
- 103 juta orang di Mesir.
"Lebih dari 60% populasi dunia menghadapi panas ekstrem yang kemungkinan terjadi setidaknya 3 kali lebih besar akibat perubahan iklim selama 16-24 Juni," tulis laporan itu.
Gelombang panas di dunia semakin kuat akibat perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi akibat pembakaran minyak, gas, dan batubara, serta penggundulan hutan.
"Gelombang panas yang muncul di seluruh dunia pada musim panas ini adalah bencana yang tidak alami yang akan makin sering terjadi hingga polusi karbon berhenti," kata Vice President for Science at Climate Central, Andrew Pershing.
Dampak Panas Ekstrem
Setidaknya ada 1.300 orang meninggal dunia akibat gelombang panas selama musim haji. Suhu di sana semakin tinggi, bahkan tembus 50 derajat Celsius. Analis menyebut suhu Mekkah naik tiga kali lipat lebih tinggi sejak 18 Mei 2024 dan lima kali lipat sejak 24 Mei.
Kemudian, di Meksiko ada 125 orang meninggal dunia akibat sengatan panas. Pada 21 Juni suhu di Sonora, Meksiko, mencapai 52 derajat Celsius.
India pun ikut terdampak gelombang panas. Gelombang panas yang mereda pada pertengahan Juni 2024 membuat 40 ribu orang terkena sengatan panas dan lebih dari 100 orang meninggal dunia. Pada siang hari, suhu di sana mendekati 50 derajat Celsius dan pada malam hari 37 derajat Celsius.
Lalu, di Mesir, suhu tinggi mendekati 50 derajat Celsius. Di Aswan, Mesir, ada 40 orang meninggal dunia akibat panas. Suhu yang tinggi mengakibatkan konsumsi energi melonjak di Mesir dan mengakibatkan pemerintah menerapkan pemadaman listrik harian untuk menghindari kelebihan beban pada jaringan listrik.