FAKTA.COM, Jakarta – Budaya tempe resmi diajukan ke Sekretariat UNESCO sebagai warisan takbenda untuk kemanusiaan.
Pengajuan ini sudah dilakukan pada Maret 2024. Kini, budaya tempe sedang dalam proses menunggu pembahasan Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO.
“Kami optimistis budaya tempe akan menambah daftar warisan budaya takbenda dari Indonesia yang ada di UNESCO,” kata Direktur Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Judi Wajudin, dilaporkan dari Antara, Senin (3/6/2024).
Judi berharap budaya tempe bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Sekadar informasi, pengajuan budaya tempe itu dilakukan oleh komunitas melalui Kemendikbudristek. Salah satu inisiator, Forum Tempe Indonesia, mengharapkan dukungan masyarakat agar tempe tetap lestari dan makin mendunia.
Pembina Forum Tempe Indonesia, Made Astawan, mengatakan tempe sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara. Ada banyak manfaat yang diberikan tempe bagi kesehatan.
“Terlebih tren vegetarian atau vegan juga semakin populer bersamaan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap pangan yang sehat,” kata Astawan.
Sejarah Tempe di Indonesia
Belum diketahui pasti siapa dan awal mula tempe ditemukan. Namun, satu-satunya bukti bahan makanan ini sudah dikonsumsi masyarakat Jawa beberapa abad yang lalu adalah Serat Centhini. Pada Serat Centhini, tempe menjadi makanan masyarakat Jawa dan menjadi bagian dalam berbagai ritual pada abad ke-16.
Melalui bukti inilah, sejak 2014, Forum Tempe Indonesia bersama dengan berbagai lembaga tentang tempe, melalukan inisiasi untuk mengenalkan makanan ini kepada masyarakat dunia.
Tempe merupakan makanan yang kaya nutrisi. (dokumen Pixabay)
Budaya tempe merupakan pengetahuan dan teknologi tradisional nenek moyang bangsa Indonesia untuk menyediakan bahan makanan yang kaya nutrisi.
Proses inisiasi ini dimulai dengan berbagai penelitian dan dukungan tertulis, khususnya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Lalu, para inisiator mendaftarkan Tempe Jawa Tengah sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dengan nomor registrasi 201700525 di Kemendikbudristek pada tahun 2017.
6 Juni Sebagai Hari Tempe Nasional
Ketua Forum Tempe Indonesia, Muslimatun, mengatakan tanggal 6 Juni disepakati sebagai Hari Tempe Nasional meskipun belum ada penetapan resmi dari pemerintah. Penetapan 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional berdasarkan kesepakatan para pecintan tempe dan para perajin makanan itu.
Muslimatun mengatakan penting bagi masyarakat Indonesia untuk merayakan momen bersama untuk mengapresiasi nenek moyang bangsa yang mewariskan makanan ini sebagai pangan yang kaya gizi serta mengandung protein setara dengan protein hewani.
Tahun ini Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional akan diadakan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Perayaan akan berpusat di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS). Di sana, ada lebih dari 100 perajin tempe dan tahu. Puncak perayaan itu digelar oleh Forum Tempe Indonesia dengan Pusat Koperasi Tempe Tahu Indonesia (PUSKOPTI) Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Balikpapan.
Sekretaris Jenderal Forum Tempe Indonesia, Muhammad Ridha, mengatakan tema perayaan Hari Tempe Nasional tahun ini adalah “Tempe: Pangan Generasi Emas Indonesia”. Ridha mengharapkan tempe semakin dihargai oleh masyarakat.
“Kami berharap tempe semakin dihargai bukan karena tempe merupakan pangan yang murah dan mudah didapat, tapi diharapkan masyarakat semakin mengetahui manfaat dan kandungan sang 'super food' ini,” kata dia.