Soal Merger dengan Nobu, Bank Milik Hary Tanoe Berserah ke OJK
Ilustrasi. (Dokumen perseroan, diolah Fakta.com)
FAKTA.COM, Jakarta - Penggabungan usaha (merger) PT Bank Nationalnobu Tbk dengan PT Bank MNC Internasional Tbk, tak kunjung terwujud. Padahal, rencana tersebut telah muncul sejak awal 2023.
Bahkan, rencana tersebut kembali mendapat perhatian dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui surat nomor S-03661/BEI.PP2/04-2024 pada 19 April 2024, BEI meminta klarifikasi terkait proyeksi rampungnya merger yang dikabarkan rampung kuartal III tahun ini.
Atas permintaan klarifikasi itu, Corporate Secretary Group Head Bank MNC, Heru Sulistiadhi menuturkan, perseroan patuh pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Terkait dengan merger, pihak yang paling kompeten untuk menjelaskan adalah OJK," ujar Heru, Senin (22/4/2024).
Heru pun memastikan tidak ada informasi, fakta, kejadian penting lainnya yang meterial dan dapat memengaruhi harga efek serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.
Sebelum pernyataan perwakilan bank milik Hary Tanoesoedibjo itu, OJK sebenarnya telah mengonfirmasi rencana merger antara Bank MNC dan Bank Nobu.
Saat itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menuturkan, masing-masing Pemegang Saham Pengendali (PSP) terus melakukan komunikasi terkait rencana dimaksud.
"Pelaksanaan aksi korporasi tersebut tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar, dengan mempertimbangkan tingginya kompleksitas bisnis mengingat kedua entitas merupakan bagian dari ekosistem konglomerasi yang besar, serta rencana pengembangan dan sinergi bisnis bank ke depan," ujar Dian.
Meski begitu, kata Dian, OJK tetap terus melakukan monitoring dan koordinasi dalam rangka memastikan pemenuhan komitmen PSP kedua bank dengan senantiasa memperhatikan kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku.
"Sebagaimana diketahui proses merger tersebut merupakan inisiatif kedua bank tersebut, dan selanjutnya itu menjadi komitmen mereka," tuturnya.