Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads
  1. Home
  2. kesehatan
  3. Mengapa Gen Z Dinilai Rentan T...

Mengapa Gen Z Dinilai Rentan Terkena Gangguan Mental?

Gen Z dinilai rawan terkena gangguan mental. (Foto: Freepik)

Gen Z dinilai rawan terkena gangguan mental. (Foto: Freepik)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta – Generasi Z alias Gen Z dinilai rentan terkena gangguan mental. Apa yang menyebabkan mental Gen Z rawan terganggu?

Psikolog Irma Rosalinda Lubis, berkata ada beberapa hal yang menyebabkan Gen Z rentan terkena gangguan mental. Contohnya, pengaruh akses teknologi yang mempengaruhi generasi muda dengan konten negatif.

“Nah, akses teknologi ini, kan, banyak berita hoax. Terlalu banyak berita yang masuk. Tidak bisa di-filter mana yang bener mana yang enggak. Ada disebutnya junk information,” kata Irma ketika dihubungi Fakta.com, di Jakarta, Rabu (27/7/2024).

Yang kedua adalah pola pikir yang pesimis terhadap hidup. Ini merupakan dampak arus informasi yang pesat.

“Jadi, dia ngebentuk dirinya dari stigma yang didapatkan dari arus informasi yang tidak ter-filter,” kata Irma.

Banyak Gen Z Mengalami Depresi, Mayoritas Pernah Ingin Akhiri Hidup

Kemudian, penyebab selanjutnya adalah pola asuh orang tua yang membuat anak Gen Z terbiasa di situasi yang mudah dipahami, serta ketidakmampuan manajemen diri.

“Maksud saya gini, menjadi orang yang cenderung bisa jadi lebih agresif gitu loh, lebih ekspresif, lebih agresif, dan akibatnya bisa mempengaruhi kemampuan dalam masalah sosial,” kata dia.

Irma melanjutkan gangguan yang kerap terjadi pada Gen Z adalah gangguan kecemasan, misalnya disebabkan oleh fear of missing out (FOMO).

Sebagai contoh, kata dia, seseorang yang merasa cemas ketika melihat orang lain bertunangan, sedangkan dia belum pernah pacaran.

Hati-hati, Stres dan Kafein Bisa Picu Gangguan Irama Jantung

“Nah, timbul perasaan-perasaan yang galau. Jadi, kecemasannya lebih ke situ gitu, ya. Belum sampai ke gangguan jiwa yang kita sebut tadi, ya. Tapi sudah ada masalah ke gangguan mental,” kata dia.

Lalu, bagaimana caranya untuk menghindari gangguan mental? Irma menyarankan agar Gen Z mengubah sikap, terutama saat menerima informasi internet.

“Harus ada filter atas informasi yang diterima,” kata dia.

Selain itu, Irma menambahkan, afirmasi positif terhadap diri sendiri juga sangat diperlukan. “Mereka harus memberikan afirmasi positif kepada diri mereka, bukan hanya melabeli diri mereka hanya berdasarkan ciri-ciri yang ada di internet,” kata dia.

Bagikan:
Gen Xgangguan mentalgen zkesehatan mentalmental
ADS

Update News

Trending