FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani diketahui menggelar pertemuan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Mathias Cormann di sela-sela agenda G20 Brasil pekan ini.
Disebutkan bahwa keduanya membahas proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh OECD dan juga beberapa topik lain terkait kerja sama.
"Aksesi ini merupakan wujud komitmen Indonesia dalam meningkatkan peranannya untuk terus aktif berkontribusi dalam skala global yang sejalan dengan visi pembangunan Indonesia Emas 2045," ujar Sri Mulyani dalam pernyataan tertulis, Jumat (1/3/2024).
Bendahara negara menyampaikan masukan terkait Pillar 1 dan Pillar 2 sehingga dapat mengakomodir terciptanya lingkungan yang lebih adil serta kerja sama yang lebih efektif dalam pengimplementasian Two-Pillar Solution.
Dia menjelaskan, solusi Dua Pilar itu sendiri merupakan kebijakan yang disepakati negara-negara anggota OECD guna memastikan Multinational Companies (MNC) membayar pajak yang adil. Kebijakan ini juga bisa mencegah MNC menghindari pajak dengan memindahkan keuntungan ke negara-negara dengan tarif pajak rendah.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada OECD yang telah mengakomodir OECD Economic Survey of Indonesia 2024. Survei ini akan sangat membantu dalam memberikan analisis objektif dan komprehensif terhadap perekonomian Indonesia,” tutur dia.
Sri Mulyani menambahkan, turut memberi dukungan terhadap Inclusive Framework on Base Erosion Profit Shifting (BEPS) dalam rangka mereformasi kerangka pajak internasional.
"It was always a nice talk with you Mathias, appreciate it," katanya.
Sebagai informasi, OECD telah memiliki 38 negara anggota yang mencerminkan sekitar 60 persen nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dan perdagangan global. Indonesia melengkapi 6 negara kandidat aksesi OECD lainnya, yakni Argentina, Brazil, Bulgaria, Kroasia, Peru, dan Romania.
RI berpotensi menjadi negara ketiga yang berasal dari Asia, setelah Jepang dan Korea, serta negara pertama di Asia Tenggara. Adapun, keanggotaan OECD dinilai mendukung tercapainya cita-cita Indonesia Emas 2024 dari pengalaman sejumlah negara maju yang telah menjadi anggota sebelumnya.