FAKTA.COM, Jakarta - Tiga pos penerimaan negara, yakni pajak, kepabeanan dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP tercatat mengalami penurunan pada Januari 2024. Hal itu terungkap dalam laporan realisasi APBN terbaru yang dilansir oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Disebutkan bahwa penerimaan pajak adalah sebesar Rp149,25 triliun (7,5% dari target), lebih rendah dari Januari 2023 yang sebesar Rp162,2 triliun.
Kemudian untuk penerimaan kepabeanan dan cukai diketahui Rp22,91 triliun (7,14% dari target), lebih kecil dari Januari 2023 Rp24,1 triliun.
Lalu, PNBP tercatat sebesar Rp43,26 triliun (8,79 persen dari target), melandai dibandingkan dengan Januari 2023 yang senilai Rp45,9 triliun.
“Perkembangan ekonomi nasional masih tetap kuat dan stabilitas ekonomi tetap terjaga. Pelaksanaan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif yang berjalan tertib dan aman mendukung aktivitas dan stabilitas ekonomi ke depan,” ungkap Kemenkeu dalam risalahnya, Selasa (27/2/2024).
Secara terperinci, penerimaan pajak didominasi oleh pajak penghasilan, khususnya PPh nonmigas yang menjadi penyumbang penerimaan terbesar Rp83,69 triliun.
Untuk kepabeanan dan cukai utamanya disokong oleh penerimaan cukai Rp17,9 triliun. Disusul kemudian penerimaan bea masuk Rp3,9 triliun dan bea keluar Rp1,2 triliun.
Selanjutnya adalah PNBP, yang paling banyak disumbang oleh PNBP Kekayaan Negara Negara (KND), yaitu laba BUMN. Serta dari Badan Layanan Umum (BLU), antara lain rumah sakit pemerintah.
Walaupun sumber-sumber penerimaan negara turun dari tahun lalu, namun postur APBN masih tetap surplus Rp31,2 triliun. Angka ini terbentuk dari pendapatan negara Rp215,4 triliun berbanding sisi belanja Rp184,1 triliun.
“Kinerja APBN yang tetap positif di awal tahun ini menjadi modal baik bagi kita untuk menjalani tahun 2024,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam kutipan laporan tersebut.