Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads
  1. Home
  2. kebijakan
  3. Sri Mulyani Waspada Dampak Per...

Sri Mulyani Waspada Dampak Perang Iran-Israel ke APBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Dok. Kemenkeu)

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Dok. Kemenkeu)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa tensi geopolitik dalam beberapa pekan terakhir cenderung meningkat, terutama akibat military operation Iran dan Israel. Menurut dia, kondisi tersebut menciptakan dampak rambatan (spillover) ke perekonomian dunia.

“Geopolitik sekarang masih, dan bahkan menjadi headline dari para pemimpin dunia. Ini mempengaruhi dampak ekonomi yang signifikan,” ujar dia saat menggelar konferensi pers APBN di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Menkeu menjelaskan, eskalasi ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor utama yang membuat harga minyak brent sempat menembus US$90 per barel, sebelum akhirnya kembali terkoreksi. 

Bendahara negara mencatat, secara year to date (ytd) komoditas energi itu sudah terkerek 14,3%.

“Jadi memang ada kecenderungan rambatan ke harga minyak dari Januari sampai dengan Maret bahkan April. Ini tidak bisa dipungkiri ada pengaruh dari Timur Tengah,” tuturnya. 

Menkeu menambahkan, aspek lain yang perlu diwaspadai adalah soal kesinambungan rantai pasok.

“Kecenderungan harga minyak yang tinggi berarti masih mempengaruhi APBN dan perekonomian kita serta tekanan terhadap inflasi. 

Seperti yang diketahui, pemerintah sampai dengan saat ini masih menanggung sejumlah besar subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dibeli masyarakat.

Fakta.com mencatat, alokasi anggaran subsidi energi (BBM, gas, dan listrik) dalam APBN 2024 adalah sebesar Rp189,1 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp185,4 triliun.

Bagikan:
harga bbmsubsidikementerian keuanganapbnsri mulyani indrawatiekonomi
ADS

Trending

Update News