Alasan di Balik Gencatan Senjata Israel-Hamas yang Diundur

Kondisi Gaza setelah diserang Israel. (Dokumen UNDP PP/Abed Zagout)
FAKTA.COM, Jakarta – Gencatan senjata Israel-Hamas rencananya akan dilakukan hari ini, Kamis (23/11/2023). Akan tetapi, jeda perang sementara ini malah diundur.
Mengapa diundur?
Dikutip dari Arab News, kabar menyebutkan bahwa gencatan senjata dan pembebasan sandera paling cepat dilakukan besok, Jumat (24/11/2023).
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui proses negosiasi, mengatakan penundaan implementasi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, karena masalah penentuan nama dan cara pembebasan sandera.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengisyaratkan Hamas akan melepas 50 tawanan, baik orang Israel maupun warga asing. Akan tetapi, pembebasan tawanan perang tidak dilakukan hari ini. Pejabat Israel lainnya juga mengatakan gencatan senjata perang pun juga tidak akan berlangsung hari ini.
Ditundanya gencatan senjata semakin membuat keluarga-keluarga Israel putus asa. Mereka menantikan anggota keluarganya pulang ke rumah. Begitu juga dengan jutaan warga Gaza yang berharap perang dan krisis di sana bisa segera berakhir.
Menurut dokumen pemerintah Israel, setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, lama gencatan senjatan pun bisa ditambah. Tiga dari puluhan sandera Hamas yang akan dibebaskan adalah warga Amerika, termasuk bocah berusia 3 tahun, Abigail Mor Idan.
Sebagai balasannya, Israel akan melepas 150 tahanan penjara, yaitu wanita dan anak-anak. Selain itu, bantuan kemanusiaan pun diizinkan masuk ke Gaza.
Sekadar informasi, perang Israel-Hamas makan korban dari kedua belah pihak. Hamas menyandera 240 orang dalam sebuah serangan pada 7 Oktober 2023. Serangan ini menewaskan 1.200 orang (direvisi dari 1.400 orang). Sebagian besar korban merupakan warga sipil.
Sementara itu, korban dari pihak Palestina pun jauh lebih besar. Tercatat ada 14 ribu warga di Gaza yang meninggal dunia. Ribuan di antaranya adalah anak-anak.