Xi yang Berat Ditinggal Jokowi, 10 Tahun Masa Emas Indonesia-Tiongkok

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, di Great Hall of the People, Beijing, pada Selasa, 17 Oktober 2023. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev.
FAKTA.COM, Jakarta - Bagi Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, Presiden Joko Widodo adalah kedekatan yang nyata. Bagi masing-masing, keduanya adalah kunci kesuksesan hubungan Tiongkok-Indonesia, yang dalam 10 tahun terakhir sangat erat.
Dalam 10 tahun kepemimpinan Jokowi, setidaknya Xi menghitung sudah 12 kali bertemu secara langsung. Xi juga tak lupa bahwa Jokowi sudah 10 kali menginjakkan kaki di Negeri Tirai Bambu.
Tentu, masa emas hubungan Indonesia-Tiongkok selama 10 tahun belakangan membuat Xi merasa berat ditinggal Jokowi yang sebentar lagi lengser. Hal itu tampak dari obrolan keduanya melalui sambungan telepon, Senin (14/10/2024) sore, yang dilaporkan media pemerintah Tiongkok.
"Saya telah bertemu dengan Presiden Jokowi sebanyak 12 kali, memimpin kedua negara memasuki babak baru dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama dan membangun pola kerja sama baru," kata Presiden Xi Jinping.

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral bersama Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping yang diselenggarakan di Hotel Jinniu, Chengdu, pada Kamis, 27 Juli 2023. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev.
Ditinggal Jokowi memang berat bagi Xi Jinping, apalagi kontribusi Presiden Joko Widodo begitu penting dalam mempererat hubungan Tiongkok-Indonesia. Meski demikian, Xi tetap optimistis persahabatan kedua negara akan berlanjut, bahkan ke tingkat lebih tinggi, meski tanpa Jokowi.
"Saya meyakini pemerintah baru Indonesia akan mewarisi kebijakan bersahabat terhadap Tiongkok dan mendorong terwujudnya komunitas Tiongkok-Indonesia dengan masa depan bersama ke tingkat yang lebih tinggi," ungkap Presiden Xi.
Tiongkok, kata Presiden Xi, siap untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam kerja sama "Belt and Road Initiative" yang berkualitas tinggi, melanjutkan kerja sama kereta cepat Jakarta-Bandung dan kerja sama lainnya untuk kesejahteraan kedua bangsa.
"Tahun depan menandai peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung. Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk mempromosikan Lima Prinsip Koeksistensi Damai dan Semangat Bandung maupun mempromosikan solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara di 'Global South'," kata Xi.
Selain itu, Xi juga ingin menjaga kepentingan bersama negara-negara berkembang serta mempromosikan pembangunan, kemakmuran dan stabilitas di kawasan maupun dunia.
Mitra Dagang Utama bagi Indonesia
Presiden Jokowi juga merasakan hal yang mirip. Menurut Presiden, 10 tahun jalinan persahabatan yang dalam dengan Xi Jinping membuat kedua negara menjadi mitra yang saling menguntungkan.
"Presiden Xi memimpin kedua negara untuk mencapai hasil penting dalam kemitraan strategis yang komprehensif dan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang," ungkap Presiden Jokowi seperti dikutip dari Antara.
Jokowi juga menyebut Presiden Xi memberikan kontribusi positifnya terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Jokowi pun percaya bahwa pemerintahan baru di Bawah Prabowo Subianto akan tetap menjaga erat hubungan baik kedua negara yang selama ini sudah terjalin.
"Saya percaya bahwa di bawah kepemimpinan pemerintahan Indonesia yang baru, hubungan kedua negara akan terus menjaga momentum pembangunan yang baik," tambah Jokowi.

Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta, pada Senin, 2 Oktober 2023. Foto: BPMI Setpres/Kris
Di sektor ekonomi, Tiongkok memang merupakan mitra dagang dan tujuan ekspor utama Indonesia. Pada Semester I Tahun 2024 saja, ekspor Indonesia ke China mencapai 33,12 miliar dolar AS; dengan ekspor non-migas mencapai 31,86 miliar dolar AS atau 96,20 persen dari total nilai ekspor.
Sementara investasi Tiongkok di Indonesia pun bukan main-main besarnya. Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Tiongkok sudah menginvestasikan mencapai 32,2 miliar dolar AS dengan sekitar 21.022 ribu proyek pada periode 2019 hingga Semester I 2024.
Lima sektor utama investasi Tiongkok di Indonesia adalah industri pengolahan logam dasar (13,626 miliar dolar AS); transportasi, pergudangan dan telekomunikasi (7,878 miliar dolar AS); kimia dan farmasi serta kawasan industri (2,746 miliar dolar AS), listrik, gas dan air (2,651 miliar dolar AS); perumahan dan perkantoran (2,139 miliar dolar AS).
Salah satu investasi Tiongkok yang paling mentereng di Indonesia adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kecepatan 350 km/jam. Proyek unggulan tersebut sebagian besar didanai Tiongkok dengan investasi sebesar 7,3 miliar dolar AS, dan beroperasi sejak Oktober 2023.(ANT/Xinhua)