Kapal Pesiar Mewah Tenggelam di Sisilia, Bill Gates-nya Inggris Masih Hilang

Kapal pesiar Bayesian. (Perini Navi)
FAKTA.COM, Jakarta - Misi penyelamatan sedang berlangsung di lepas pantai Sisilia setelah kapal pesiar mewah berbendera Inggris, Bayesian, tenggelam saat cuaca buruk pada Senin (19/8/2024) pagi.
Kapal pesiar Perini Navi sepanjang 56 meter itu sebelumnya telah melakukan sejumlah perjalanan baru-baru ini, mengunjungi berbagai pelabuhan di Sisilia.
Kapal itu membawa 22 orang di dalamnya (10 awak kapal dan 12 penumpang) termasuk orang-orang dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
Juru masak kapal bernama Recaldo Thomas, telah meninggal dan jasadnya telah ditemukan, menurut badan perlindungan sipil Sisilia.
Sekitar 15 orang telah diselamatkan dari kapal, sementara enam orang masih hilang, menurut laporan BBC, Rabu (21/8/2024). Enam orang yang hilang termasuk pengusaha teknologi Inggris Mike Lynch dan putrinya yang berusia 18 tahun, Hannah.
Istri Lynch, Angela Bacares, berhasil diselamatkan bersama 14 orang lainnya, termasuk Charlotte Golunski. Golunski yang seorang ibu mengatakan kepada la Repubblica bahwa ia menggendong bayinya yang berusia satu tahun di atas ombak untuk menyelamatkannya dari tenggelam. Ayah bayi itu, James Emsley juga selamat.
Di antara mereka yang tidak diketahui keberadaannya adalah Jonathan Bloomer, ketua Morgan Stanley International, dan Chris Morvillo, seorang pengacara di firma besar Clifford Chance.
Mike Lynch adalah seorang pengusaha teknologi yang pernah dianggap oleh sebagian orang sebagai "Bill Gates-nya Inggris".
Dibesarkan di Essex, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Cambridge, sebelum mendirikan perusahaan perangkat lunak Autonomy pada tahun 1996.
Pria berusia 59 tahun itu memperoleh kekayaannya dengan menjual perusahaan tersebut kepada raksasa teknologi AS Hewlett-Packard pada tahun 2011 seharga 11 miliar dolar AS.
Lynch terlibat dalam pertempuran hukum selama satu dekade setelah akuisisi tersebut. Ia dibebaskan di AS pada bulan Juni atas berbagai tuduhan penipuan, yang membuatnya terancam hukuman penjara selama dua dekade.
Ia mengatakan kepada BBC Radio 4 pada bulan Agustus bahwa ia yakin ia hanya dapat membuktikan ketidakbersalahannya di pengadilan AS karena ia cukup kaya untuk membayar biaya hukum yang sangat besar.
"Anda seharusnya tidak perlu memiliki dana untuk melindungi diri Anda sebagai warga negara Inggris," katanya.