Menag ke Jemaah Haji RI: Jangan Boros Energi untuk Amalan Sunnah

Menteri Agama Nasaruddin Umar berpidato sebelum melepas keberangkatan jemaah haji kloter pertama embarkasi Jakarta, Kamis (1/4/2025) malam. Foto: Kemenag
FAKTA.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia memberangkatkan sebanyak 7.519 calon haji Indonesia kloter pertama dari berbagai embarkasi ke Arab Saudi, Jumat (2/5/2025). Sebagian dari jemaah pun sudah tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah.
Dalam pelepasan kloter pertama Jemaah haji embarkasi Jakarta Pondok Gede, Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan update terkait kondisi cuaca di Madinah yang saat ini masih bersahabat. Namun, dia mengingatkan bahwa saat puncak haji nanti, suhu diperkirakan bisa mencapai 40 derajat celcius.
Karena itu, Menag meminta para jemaah haji untuk menjaga kesehatan dengan banyak cara, salah satunya menyimpang energi di awal kedatangan. Ia meminta jemaah untuk tidak mengumbar energi di awal namun kemudian pada puncak ibadah haji jemaah tidak bisa berbuat apa-apa.
"Tetap beribadah, tetapi jangan boros energi untuk amalan sunnah sampai kewajiban jadi terabaikan,” ujarnya.
Salah satu yang diingatkan Nasaruddin yakni agar jamaah calon haji Indonesia untuk tidak memaksakan diri melaksanakan Salat Arbain di Masjid Nabawi, Madinah. "Arbain itu sunnah, yang wajib itu haji di Arafah," ujar Menag Nasaruddin.
Salat Arbain ialah melaksanakan salat fardhu sebanyak 40 waktu yang ditunaikan secara berjamaah di Masjid Nabawi. Amalan ini, kata Menag, bukan termasuk rukun ataupun wajib haji sehingga tidak masalah jika tidak dikerjakan.
Sebanyak 7.519 jemaah haji Indonesia kloter pertama telah berangkat dari berbagai embarkasi menuju Madinah, Jumat (2/5/2025). Menag Nasaruddin Umar pastikan cuaca bersahabat dan petugas siap menyambut, meski suhu diperkirakan capai 40°C saat puncak haji.#Haji2025… pic.twitter.com/9i2JfG6j5c
— Faktacom (@Faktacom_) May 2, 2025
Menag mengatakan jamaah harus menghemat energi dan menjaga kondisi kesehatan agar seluruh rangkaian ibadah haji berjalan lancar.
Ia khawatir jika jamaah memaksakan diri melaksanakan Arbain, kondisi kesehatan malah menurun. Dampaknya pada prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Jadi jangan mengejar yang sunnah tapi menelantarkan yang wajib. Pembimbing haji minta jamaahnya untuk tidak memaksakan. Allah Maha Tahu kalau kita tidak bisa menyempurnakan Arbain," kata Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
Lebih lanjut, dia juga mengingatkan jemaah soal ketatnya peraturan pemerintah Arab Saudi terkait visa haji. Dia bahkan mengaku diwanti-wanti langsung oleh Menteri Haji Saudi agar jemaah Indonesia tidak nekat ke Makkah tanpa visa resmi.
“Hati-hati dan jangan tergiur bujukan oknum. Jika tertangkap tanpa visa resmi, dendanya bisa setara Rp.400 juta, dipenjara, atau bahkan tidak boleh ke Tanah Suci selama 10 tahun,” tegas Nasaruddin.
Wanti-wanti agar jemaah haji RI menjaga kesehatan juga disampaikan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI. Budi menyarankan agar jemaah terus memantau tekanan darah, gula, dan kolesterol sebagai indikator utama risiko serangan jantung.
Apalagi, Budi mengingatkan bahwa pada 2023, lebih dari 773 jemaah haji RI wafat setelah kondisi Kesehatan menurun. Mayoritas jemaah yang wafat punya sejarah mengidap penyakit jantung dan paru.
Terlebih, sejak kejadian itu, Arab Saui mengimbau agar kesehatan jamaah Indonesia ditingkatkan. “Jaga kesehatan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga agar tidak berdampak pada kuota dan premi asuransi haji di masa depan,” kata Budi. (Wafiq Azizah)














