Waspadai Batu Saluran Kemih akibat Tinggi Garam & Protein Hewani

Ilustrasi Batu Salurah Kemih. Istimewa
FAKTA.COM, Jakarta - Pola makan tinggi garam dan protein hewani bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu di saluran kemih, terutama jika diet dilakukan tanpa pengawasan medis. Hal ini diungkapkan oleh Spesialis Urologi dari Eka Hospital Depok, dr. Eggi Respati.
Dr. Eggi menjelaskan bahwa batu saluran kemih terbentuk akibat ketidakseimbangan antara kadar air dan zat pembentuk batu dalam urine, seperti kalsium, oksalat, asam urat, dan sistin. Jika zat-zat ini terlalu pekat, maka akan mengkristal dan membentuk batu.
“Pada beberapa orang, program diet yang tidak tepat bisa memicu pembentukan batu di saluran kemih,” kata dr. Eggi, dilansir dari Antara, Minggu (27/5/2025).
Untuk mencegahnya, dia menyarankan masyarakat agar menghindari konsumsi berlebihan makanan tinggi putin dan oksalat, seperti jeroan, makanan laut, daging merah, dan beberapa jenis kacang-kacangan. Konsumsi garam harian juga sebaiknya dibatasi.
“Sebaiknya konsultasikan program diet dengan dokter atau ahli gizi,” tambahnya.
Sebagai informasi, batu saluran kemih adalah kondisi umum yang dapat dialami siapa saja, tanpa memandang usia maupun latar belakang. Ukuran batu bisa bervariasi, dari sekecil pasir hingga sebesar jahe.
Selain pola makan yang salah, faktor risiko lainnya adalah kurang minum air, riwayat keluarga, infeksi saluran kemih berulang, gangguan metabolisme, serta konsumsi obat-obatan tertentu.
Gejala batu saluran kemih bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi batu. Batu kecil biasanya tidak menimbulkan keluhan dan bisa keluar sendiri melalui urine. Namun, batu besar dapat menyebabkan nyeri hebat di pinggang hingga ke area genital, nyeri saat buang air kecil, urine berdarah, keruh, atau berbau serta mual dan muntah.
Saat ini, pengobatan batu saluran kemih sudah semakin modern dan minim invasif. Salah satu metode populer adalah Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yang menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu tanpa operasi.
Ada juga prosedur Ureterorenoscopy (URS) yang menggunakan alat seperti teleskop kecil untuk menghancurkan atau mengeluarkan batu menggunakan laser.
Dalam proses URS, dokter biasanya dibantu alat C-Arm, yakni alat sinar-X bergerak yang memberikan visualisasi real-time selama prosedur. Dengan teknologi ini, prosedur menjadi lebih aman dan efektif.
“Pengobatan modern ini kini tersedia di Eka Hospital dan didukung oleh tim dokter spesialis berpengalaman,” kata dr. Eggi. (Wafiq Azizah)














