Cara Unik Kampus Cegah Kecurangan UTBK 2025, Wajib Pakai Sandal?

Ilustrasi UTBK. Dokumen UGM
FAKTA.COM, Jakarta - Sejumlah kampus yang menjadi tempat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 menunjukkan keseriusannya dalam mencegah kecurangan dalam pelaksanaan ujian.
Berbagai strategi ketat diterapkan untuk mencegah kecurangan. Langkah-langkah pengamanan ini mencakup kebijakan unik hingga pemanfaatan teknologi canggih demi memastikan integritas ujian tetap terjaga.
Terlebih, dalam dua hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, sudah ditemukan 14 kasus kecurangan.
Ketua Umum Tim SNPMB 2025, Eduart Wolok, dalam konferensi pers yang digelar daring, Jumat (25/4/2025), memaparkan bahwa pada hari pertama pelaksanaan UTBK, 23 April 2025, ditemukan 9 kasus kecurangan. Lalu pada 24 April terjadi 5 kasus.
Eduart menyebutkan bahwa modus kecurangan semakin beragam dan melibatkan teknologi tingkat tinggi.
“Ada yang menggunakan berbagai macam teknologi, misalnya dengan mencoba untuk mengambil soal dengan memakai berbagai macam cara dan sarana teknologi, baik dari perantara hardware, software, memakai HP,” jelas Eduart.
Salah satu temuan paling mencengangkan adalah penggunaan kamera tersembunyi yang diselipkan di berbagai bagian tubuh peserta.
“Bahkan saat ini kita bisa menemukan ada kamera yang dipasang di behel gigi, ada yang di kuku, ikat pinggang dan kancing,” ungkapnya.
Tim SNMPB 2025 temukan 14 kasus kecurangan dalam UTBK SNBT 2025, dengan modus semakin canggih seperti penggunaan perangkat hardware, software, hingga kamera tersembunyi di aksesoris. Eduart Wolok menegaskan pelaku akan didiskualifikasi sebagai bentuk penindakan tegas terhadap… pic.twitter.com/bZ1FWJHpAu
— Faktacom (@Faktacom_) April 26, 2025
Lalu, apa saja cara unik yang dilakukan kampus untuk mengantisipasi kecurangan? Berikut di antaranya:
1. Peserta Wajib Pakai Sandal Khusus
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menerapkan aturan ketat dengan mewajibkan peserta mengganti alas kaki menggunakan sandal khusus yang telah disediakan pihak kampus sebelum memasuki ruang ujian.
Proses ini dilakukan di ruang transit sebagai langkah antisipatif terhadap potensi penyelundupan alat bantu komunikasi, khususnya melalui sepatu yang kerap luput dari pemindaian logam.
Selain itu, pihak Unair juga mewajibkan peserta mengenakan pakaian putih agar pengawasan visual oleh panitia lebih optimal.
2. Pemeriksaan dengan Metal Detector
Langkah antisipatif ini dilakukan oleh UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Lampung (Unila).
Seluruh peserta diperiksa setelah melepas sepatu dan barang logam lainnya. Jika alat pendeteksi logam menunjukkan indikasi benda mencurigakan, petugas akan melakukan pemeriksaan manual di tempat.
Prosedur ini bertujuan mencegah praktik perjokian dan memastikan bahwa peserta ujian adalah benar-benar individu yang terdaftar.
3. Gunakan Teknologi Jumper Signal
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar mengambil pendekatan berbasis teknologi dengan mengaktifkan perangkat jumper signal di ruang ujian.
Alat ini berfungsi memutus seluruh jaringan komunikasi, baik telepon seluler maupun perangkat lainnya, guna mencegah peserta terhubung dengan pihak luar selama ujian berlangsung.
Teknologi tersebut dinilai efektif memblokir sinyal dan menciptakan lingkungan ujian yang steril dari intervensi eksternal.
4. Barang Bawaan Disegel dengan Cable Ties
Cara ini dilakukan oleh UPN Veteran Jatim. Seluruh barang bawaan seperti tas, dompet, dan aksesoris elektronik diperiksa lalu dikunci menggunakan cable ties.
Ini dilakukan agar peserta tidak dapat mengakses barang pribadi selama ujian berlangsung.
Pihak kampus menyebut bahwa langkah kecil ini sangat berpengaruh dalam menciptakan suasana ujian yang jujur, adil, dan bebas manipulasi.