Soal UTBK Bocor, Tim SNPMB: Ada 23 Set Soal, Peluang Bocor Kecil

Ketua Tim SNPMB 2025, Eduart Wolok, dalam konferensi pers daring yang digelar pada Jumat (25/4/2025). Youtube/@snpmb_id 2 test Konferensi pers Formula E Gubernur Jakarta Pramono Anung di konferensi pers ajang b
FAKTA.COM, Jakarta – Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 menyebut kemungkinan kebocoran soal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sangat kecil terjadi. Pasalnya, ada 23 set soal yang berbeda untuk tiap sesinya.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Eduart Wolok, menegaskan bahwa kekhawatiran tersebut tidaklah berdasar. Hal itu diucapkannya untuk menjawab isu adanya kebocoran soal UTBK 2025 di media social yang mulai dilaksanakan sejak Senin (23/4/2025).
“Perlu kami tegaskan sekali lagi kepada seluruh masyarakat, kepada seluruh calon peserta UTBK, bahwasannya tidak ada set soal yang sama dari sesi per sesi, dari hari ke hari,” ujar Eduart dalam konferensi pers daring yang digelar pada Jumat (25/4/2025).
Menurutnya, panitia SNPMB telah menyiapkan lebih dari 23 set soal untuk mengakomodasi 23 sesi UTBK. Dengan demikian, kebocoran soal dianggap mustahil terjadi sebelum ujian berlangsung.
“Jadi kalau kita memiliki 23 sesi di pelaksanaan UTBK ini maka kami menyiapkan lebih dari 23 set soal. Itu yang perlu dipahami oleh masyarakat. Jadi tidak mungkin akan ada kebocoran soal,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sistem distribusi soal UTBK telah dirancang sedemikian rupa agar tidak terkoneksi dengan internet, sehingga risiko kebocoran soal sebelum pelaksanaan dapat diminimalisasi.
“Itu sampai dengan saat ini belum pernah ada soal yang bocor yang akan diujikan,” kata Eduart.
Meski demikian, Eduart mengakui potensi adanya pelanggaran pada saat ujian berlangsung, seperti peserta yang nekat memfoto soal lalu menyebarkannya secara daring.
Namun, menurutnya, hal tersebut bukan merupakan kebocoran soal untuk sesi selanjutnya. “Itu bisa saja terjadi. Tetapi itu bukan untuk soal ujian yang akan berlangsung,” ucap Eduart.
Terkait adanya soal yang serupa antarsesi, Eduart menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari strategi standarisasi untuk menjamin keadilan antar peserta.
“Soal yang sama (serupa) itu memang sengaja kami buat dalam prosentase tertentu, itu sebagai jembatan untuk standarisasi soal dari sesi ke sesi, dari hari ke hari,” ujarnya.
Eduart menekankan bahwa sejauh ini, berbagai upaya pihak-pihak tertentu untuk membocorkan soal berhasil digagalkan oleh panitia.