Siswa Keracunan MBG di Cianjur, Mendikdasmen Baru Tau dari Media

Sejumlah siswa MAN I Cianjur, Jawa Barat mendapat perawatan di rumah sakit setelah mengalami keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis. ANTARA/Ahmad Fikri
FAKTA.COM, Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengaku baru tau adanya kasus puluhan siswa di Cianjur keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemberitaan media massa. Ia mendorong perlunya evaluasi lintas sektor.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur menyatakan bahwa total korban keracunan dari dua sekolah MAN I Cianjur dan SMP PGRI I Cianjur yang mendapat perawatan di RSUD Sayang dan Bhayangkara Cianjur kini sudah mencapai 79 orang.
Puluhan siswa tersebut diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program MBG di sekolah masing-masing.
Merespons hal ini, Mu’ti mengaku bahwa pihaknya baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media.
“Kami juga hanya mengetahui itu dari media massa,” ujarnya di Gedung Pusat Antikorupsi KPK, Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Ia menyebut, meski bukan ranah langsung kementeriannya, insiden ini diharapkan dapat mendorong dilakukannya evaluasi pelaksanaan program MBG.
“Nah mudah-mudahan ini bisa menjadi evaluasi dari pihak-pihak yang terkait,” ucapnya.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti saat ditanya wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/4/2025). Fakta.com/Yasmino Shofa
Mu’ti berharap kejadian ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi semua pihak terkait agar pelaksanaan program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini ke depannya dapat lebih baik.
Menurut Mu’ti, permasalahan yang terjadi hendaknya menjadi bahan evaluasi bersama. “Kalau ada masalah tentu itu bagian dari evaluasi kita bersama-sama,” tegas Mu’ti.
Ia juga menegaskan dukungan penuh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) terhadap program MBG yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi anak sekolah.
“Kami mendukung sepenuhnya program makan bergizi gratis ini,” pungkas Mu’ti.
Seperti diketahui, Dinkes Cianjur bahkan telah menetapkan insiden ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kasus ini menimbulkan sorotan tajam terhadap kesiapan teknis pelaksanaan program serta pengawasan mutu makanan yang dibagikan di sekolah-sekolah.
Saat ini, Badan Gizi Nasional (BGN) masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan yang dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat. Hasilnya diperkirakan akan keluar dalam 7 hingga 10 hari ke depan.