TNI Masuk Kampus, Mendiktisaintek: Kampus Tempat Terbuka

Mendiktisaintek Brian Yuliarto dalam konferensi pers di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Fakta.com/Yasmina Shofa
FAKTA.COM, Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto angkat suara terkait maraknya sorotan terhadap kehadiran TNI di kampus, menyusul pengesahan Undang-Undang TNI yang menuai reaksi keras dari kalangan mahasiswa.
"Dalam konteks kerjasama penelitian, kerjasama kuliah, akademik, mengisi materi, dan sebagainya, tentu kampus itu adalah tempat yang terbuka, dan sudah banyak berjalan sebenarnya," kata Brian usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Menanggapi kekhawatiran publik soal potensi intervensi militer ke ruang akademik, Brian menegaskan bahwa keterlibatan militer dalam lingkungan akademik selama ini lebih banyak dalam kerangka kerjasama pendidikan dan riset.
Ia mengakui adanya beberapa kampus yang membiarkan TNI “masuk” ke lingkungannya. Namun, menurut Brian, kerja sama yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengembangan pertahanan negara.
"Karena begini, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan untuk pertahanan kita di daerah-daerah terluar, itu membutuhkan terobosan-terobosan teknologi. Jadi kami melihatnya dalam konteks itu," tegas Brian.
Brian mencontohkan kerjasama antara universitas dan industri pertahanan seperti PT Pindad, yang beririsan langsung dengan militer. Ia menyebut kolaborasi tersebut penting dalam mendorong kemandirian teknologi nasional.
"Misalnya kami dengan Pindad, itu kan industri senjata, tentu itu kaitannya dengan TNI dan sebagainya, itu kami bekerjasama untuk menemukan berbagai hal kaitannya dengan kemandirian industri senjata, ya untuk mendukung pelaksanaan pertahanan di Indonesia. Jadi secara itu tidak ada masalah," jelasnya.
Menurut Brian, kampus bukan hanya terbuka untuk TNI, melainkan juga untuk industri dan kalangan profesional lain. Keterbukaan ini, lanjutnya, menjadi kunci dalam mengembangkan riset dan inovasi.
"Sebenarnya kami dapat sampaikan beberapa kerjasama, sekali lagi dalam konteks akademik, dalam konteks riset, itu secara luas setiap universitas tidak sedikit yang sudah melakukan. Dengan berbagai mitra, tidak hanya dengan TNI," katanya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kolaborasi kampus dengan TNI yang dimaksud hanyalah yang bersifat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Brian memastikan bahwa Kemendiktisaintek tidak terlibat dalam agenda tersembunyi yang jauh dari isu-isu akademik, termasuk kekhawatiran adanya kepentingan bersifat politis, keamanan, atau dugaan intervensi ruang akademik.
"Jadi bahwa kemudian ada hal-hal lain, itu di luar konteks kami sebagai kementerian pendidikan," tegas Brian.