Kemenkes Ajak Masyarakat & Influencer Lawan Hoaks Imunisasi di Medsos

Ilustrasi Imunisasi. Dok. Kemenkes
FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI mengajak sejumlah elemen masyarakat untuk melawan hoaks seputar imunisasi yang marak beredar di media social. Pasalnya, kampanye anti-imunisasi itu menyebabkan kebingungan serta penolakan masyarakat.
“Banyak orang tua ragu bahkan menolak imunisasi karena termakan berita bohong,” kata Direktur Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, dalam sebuah acara yang digelar bersama Global Health Strategies untuk memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2025 di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Senada dengan Prima, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, juga menambahkan bahwa arus informasi yang sangat pesat saat ini menjadi tantangan tersendiri lantaran banyaknya informasi yang tidak jelas kebenarannnya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat, terutama para pemengaruh (influencer) di media sosial, untuk mengampanyekan informasi terkait imunisasi dengan benar. Menurutnya, pendekatan komunikasi kini harus lebih personal dan disampaikan oleh sosok yang dipercaya masyarakat.
“Sekarang tantangannya bukan kurang informasi, tapi terlalu banyak informasi yang tidak jelas kebenarannya,” kata Aji.
Kemenkes pun berharap semakin banyak masyarakat yang menjadi Duta Imunisasi Digital dan ikut menyebarkan semangat imunisasi sebagai langkah penting menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut data WHO, masih ada 14,5 juta anak di dunia yang belum mendapat imunisasi dasar (zero dose) pada 2023.
Indonesia sendiri menunjukkan peningkatan signifikan, dari 1,1 juta anak belum imunisasi pada 2021, kini menjadi 662 ribu pada 2023. Namun, angka ini masih menempatkan Indonesia di peringkat keenam tertinggi di dunia.
Direktur Global Health Strategies Indonesia, Ganendra Awang Kristandya, mengatakan bahwa informasi palsu bisa menyebar lebih cepat dari virus. Karena itu, media sosial harus digunakan untuk menyuarakan pentingnya imunisasi.
“Imunisasi adalah hak dasar anak, bukan sekadar pilihan. Kita butuh lebih banyak suara yang mendukung imunisasi,” kata Ganendra. (Wafiq Azizah)














