Angka Kelahiran Bayi di RI Terus Turun, Sebuah Keberhasilan?

Ilustrasi kelahiran bayi
FAKTA.COM, Jakarta - Angka kelahiran bayi di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Total fertility rate (TFR) pada 2020 menunjukkan angka kelahiran bayi hanya 2,1 poin, turun drastis dari tahun 1970 sebesar 5,6 poin.
Menurut Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), atau BKKBN, dalam forum International Conference on Population and Development (ICPD) ke-58 yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, Kamis (10/4/2025), mengatakan data ini menunjukkan bahwa Indonesia berhasil mengelola pertumbuhan penduduk.
Keberhasilan itu juga ditunjukkan dengan menurunya angka kematian ibu melahirkan juga berhasil ditekan dari 305 kasus per 100.000 kelahiran hidup di 2015 menjadi 189 pada 2020.
Indonesia berhasil menurunkan angka total fertility rate (TFR) dari 5,6 pada tahun 1970 menjadi 2,1 pada 2020. Selain itu, angka kematian ibu juga berhasil ditekan dari 305 per 100.000 kelahiran hidup di 2015 menjadi 189 per 100.000 kelahiran pada 2020.
Wamendukbangga sekaligus Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka, mengatakan Indonesia saat ini mengutamakan kolaborasi lintas sektor dalam merencanakan, menjalankan, hingga memantau berbagai inisiatif terkait kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.

Wamendukbangga Isyana Bagoes Oka dalam sidang Commision on Population and Development (CPD) sesi ke-58 di New York, AS, Kamis (10/4/2025). (Dok. Kemendukbangga/BKKBN)
Pemerintah Indonesia juga telah mengintegrasikan isu-isu kependudukan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Fokusnya adalah memastikan pembangunan manusia menjadi bagian utama untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs).
"Menuju 2030, pelaksanaan Rencana Aksi ICPD sangat penting agar pembangunan tidak hanya diukur dari angka, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh," kata Isyana, dilansir dari Antara, Kamis (10/4/2025).
Dalam forum tersebut, Indonesia turut berbagi strategi yang sudah diterapkan, seperti prinsip think globally, act locally yang memadukan praktik terbaik internasional dengan nilai dan norma lokal. Pendekatan ini telah membantu Indonesia mencapai target SDG 3 (kesehatan yang baik) dan SDG 5 (kesetaraan gender), bahkan membawa Indonesia meraih penghargaan kependudukan dari PBB pada 2022.
Isyana juga menekankan pentingnya memperkuat kapasitas masyarakat dengan dukungan dari sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil. Menurutnya, kerja sama internasional perlu diperkuat melalui kemitraan global yang kolaboratif dan integratif, termasuk memaksimalkan kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular untuk mendukung negara-negara berkembang mencapai SDGs.
Sebagai bagian dari delegasi RI, Isyana juga melakukan pertemuan bilateral, salah satunya dengan Pemerintah Jepang. Dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan program prioritas Presiden Prabowo dan ajakan kerja sama menghadapi tantangan populasi menua, yang menjadi perhatian kedua negara. (Wafiq Azizah)