Pramono Klaim Kemiskinan Jakarta Turun, Pendatang pun Turun

Gubernur Jakarta Pramono Anung melayat balita korban banjir, Rabu (5/3/2025). (dok. Pemprov DK Jakarta)
FAKTA.COM, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengklaim tingkat kemiskinan di Jakarta terus menunjukkan penurunan.
Klaim itu didasarkan pada laporan September 2024 yang menyebut angka kemiskinan tercatat sebesar 4,14 persen, turun 0,16 persen dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 4,30 persen. Jika dibandingkan dengan Maret 2023, angka tersebut bahkan turun hingga 0,30 persen.
“Data terbaru menunjukkan tingkat kemiskinan di Jakarta sebesar 4,14 persen. Ini penurunan yang positif dibandingkan Maret tahun lalu,” kata Pramono dalam penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jakarta Tahun 2024 dalam Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Selasa.
Pramono menjelaskan, penurunan ini didorong oleh stabilnya perekonomian ibu kota. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta pada 2024 tercatat mencapai Rp3.679 triliun berdasarkan harga berlaku, dan Rp2.151 triliun berdasarkan harga konstan.
“Pertumbuhan ekonomi Jakarta tetap positif di angka 4,90 persen. Meski sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,96 persen, capaian ini masih sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global,” kata Pramono.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, diikuti oleh ekspor barang dan jasa.
Sementara itu, dari sisi produksi, sektor penyediaan akomodasi, makan dan minum mengalami pertumbuhan paling tinggi, disusul oleh sektor konstruksi serta transportasi dan pergudangan.
Pramono juga menyoroti inflasi di Jakarta yang menunjukkan tren penurunan. Pada Desember 2024, inflasi tahunan Jakarta tercatat hanya 1,48 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi meliputi emas perhiasan, beras, kue kering, dan minyak goreng.
Dalam kesempatan itu, Pramono turut menyinggung soal menurunnya jumlah pendatang ke Jakarta dalam tiga tahun terakhir. Dia menyebutkan, pada 2023 jumlah pendatang mencapai 395.298 orang, kemudian menurun drastis menjadi 84.783 orang pada 2024. Untuk tahun 2025, diperkirakan jumlahnya hanya sekitar 10.000 hingga 15.000 orang.
Menurut Pramono, salah satu penyebab menurunnya arus urbanisasi adalah rencana perpindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Selain itu, pembangunan yang kini tidak lagi terpusat di Jakarta turut memengaruhi minat masyarakat untuk merantau ke ibu kota.
Meski demikian, Pramono menegaskan bahwa Jakarta tetap terbuka bagi siapa saja yang ingin datang. Namun, dia berharap para pendatang baru tetap menjaga ketertiban dan membawa suasana damai.
“Kami tidak akan melakukan operasi yustisi, tapi kami akan melakukan pendataan melalui Dukcapil,” kata dia. (Wafiq Azizah/ANT)














