Studi Ungkap Minuman Manis Bisa Picu Risiko Kanker Mulut

Ilustrasi minuman manis. (foto: Freepik)
FAKTA.COM, Jakarta – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi minuman manis dalam jumlah yang tinggi, bisa meningkatkan risiko kanker mulut, terutama bagi perempuan.
Penelitian dari University of Washington mengungkapkan bahwa wanita yang minum satu atau lebih minuman manis setiap hari memiliki risiko 4,87 kali lebih tinggi terkena kanker mulut dibandingkan mereka yang hanya minum kurang dari satu kali per bulan.
Dikutip dari Science Alert, Jumat (28/3/2025), penelitian menganalisis data dari 162.602 perempuan selama 30 tahun, dengan 124 kasus kanker mulut yang tercatat. Hasilnya menunjukkan bahwa risiko lebih tinggi bahkan pada mereka yang tidak merokok atau mengonsumsi alkohol, tetapi tetap rutin mengonsumsi minuman manis.
Kelompok ini memiliki kemungkinan 5,46 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsi minuman manis.
Kanker mulut biasanya dikaitkan dengan kebiasaan merokok, mengunyah tembakau, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan infeksi human papillomavirus (HPV). Namun, makin banyak kasus kanker mulut yang muncul pada orang yang tidak memiliki faktor risiko tersebut.
Perubahan pola makan diduga menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus kanker mulut di berbagai negara. Para peneliti menduga bahwa pola makan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan bisa memicu peradangan jangka panjang dalam tubuh.
Peradangan ini berpotensi meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker di saluran pencernaan dan rongga mulut. Meskipun penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, temuan ini cukup kuat untuk menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi minuman manis dan kanker mulut.
Namun, penelitian yang terbit di jurnal JAMA Otolaryngology – Head & Neck Surgery pada 13 Maret 2025, hanya melibatkan perempuan dan mencatat jumlah kasus yang relatif kecil, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk memperkuat hasilnya.
Epidemiolog Raúl Zamora Ros dari Catalan Institute of Oncology (ICO) di Spanyol mengatakan bahwa metode penelitian ini sangat baik dan analisisnya dilakukan dengan detail. Dia juga menyarankan agar penelitian di masa depan dapat mengevaluasi apakah minuman dengan pemanis buatan memiliki efek serupa.
Hasil penelitian ini menambah alasan bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi minuman manis. Risiko kesehatan akibat konsumsi gula berlebih bukanlah hal baru, tetapi dampaknya terhadap kanker mulut kini semakin mendapat perhatian.
Mengurangi konsumsi minuman manis dapat menjadi langkah sederhana untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
(Penulis: Wafiq Azizah)














