Pemerintah Serahkan Kunci 250 Unit Rumah Subsidi bagi Guru

Pemerintah mempercepat program rumah bersubsidi untuk guru. (Foto: Kemendikdasmen)
FAKTA.COM, Jakarta – Pemerintah mempercepat program rumah bersubsidi untuk guru. Pemerintah menyerahkan kunci 250 unit rumah secara simbolis.
Dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Rabu (26/3/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, berkata semula, hanya ada perjanjian kerja sama. Namun, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) langsung merealisasikan penyerahan rumah.
Mu’ti berkata program rumah bersubsidi bagi guru sejalan dengan Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto yang menaruh perhatian khusus pada pembangunan sumber daya manusia. Peran guru dinilai sangat vital dalam mencerdaskan bangsa, sehingga kesejahteraannya menjadi prioritas.
“Mudah-mudahan (program ini) bermanfaat dan mudah-mudahan para guru dengan berbagai peningkatan kesejahteraan dan layanan pendidikan dapat bekerja lebih baik lagi, fokus pada pembelajaran, fokus pada tugas bapak-bapak Ibu sekalian sebagai pendidik,” kata dia.
Sekadar informasi, Program Rumah untuk Guru Indonesia ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) serta serah terima kunci rumah subsidi bagi guru di delapan provinsi, termasuk Aceh, Medan, Bogor, Bangkalan, Pontianak, Makassar, Kupang, dan Jayapura. Program itu merupakan kerja sama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), PT Bank Tabungan Negara (BTN), Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), serta Badan Pusat Statistik (BPS).
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pembangunan 20 ribu unit rumah subsidi bagi guru. Namun, untuk tahap awal, serah terima kunci dilakukan secara simbolis untuk 250 unit rumah. Program ini bertujuan memastikan tempat tinggal guru tidak jauh dari lokasi mengajar, sehingga mereka dapat lebih fokus dalam mendidik generasi penerus bangsa.
“Tantangan kami (untuk mewujudkan program ini) tidak mudah, tetapi kami punya Presiden yang optimis, yakin, dan percaya diri untuk membangun Indonesia berdiri di atas kakinya sendiri. Sebagaimana arahan Presiden, saya akan mengutamakan kebijakan juga kepada wong cilik,” kata Ara.
Direktur Utama BTN, Nixon L. P Napitupulu, menyoroti bahwa masih banyak guru yang belum memiliki hunian layak. Ia berharap program ini terus berlanjut agar kesejahteraan guru semakin meningkat.
“Ini adalah salah satu program pemerintah yang paling disukai masyarakat Indonesia dan program ini juga bagian dari proses mengentaskan kemiskinan,” kata Nixon.
Dari sisi data dan perencanaan, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan kebanggaannya karena data yang dihimpun BPS dapat berkontribusi dalam kebijakan pembangunan nasional, termasuk penyediaan hunian bagi guru.
Dengan langkah cepat dan kolaborasi lintas sektor ini, pemerintah berharap program rumah subsidi bagi guru tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga mendukung kualitas pendidikan nasional secara keseluruhan.
(Penulis: Kiki Annisa)














