Pola Makan Berpengaruh terhadap Kualitas Tidur dan Mental Health

Ternyata, pola makan berpengaruh terhadap kualitas tidur dan mental health.
FAKTA.COM, Jakarta - Pola makan sehari-hari ternyata memiliki dampak besar terhadap kualitas tidur dan mental health. Sebuah penelitian memperlihatkan ada hubungan yang erat antara asupan nutrisi dengan berbagai parameter tidur, seperti total waktu tidur, latensi tidur, dan persentase terbangun setelah tidur.
Dikutip dari Journal of Medical Internet Research, Selasa (25/3/2025), penelitian yang berjudul Relationship Among Macronutrients, Dietary Components, and Objective Sleep Variables Measured by Smartphone Apps: Real-World Cross-Sectional Study, memperlihatkan pola makan sangat bervariasi tergantung pada gaya hidup seseorang.
Studi pencitraan otak menunjukkan bahwa pola makan tidak hanya berhubungan dengan fungsi kognitif, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental, biomarker darah, metabolisme, serta struktur dan integritas otak.
Jaehon Seol dan para peneliti dalam riset itu menunjukkan bahwa pola makan yang tidak seimbang, terutama konsumsi makanan tinggi lemak, berkontribusi pada peningkatan latensi tidur, lebih sering terbangun di tengah malam, dan berkurangnya total waktu tidur.
Riset yang melibatkan 4.825 pengguna aplikasi gawai, menunjukkan bahwa nutrisi tertentu memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kualitas tidur. Misalnya, konsumsi protein yang lebih tinggi dikaitkan dengan durasi tidur yang lebih lama.
Sebaliknya, asupan lemak total yang tinggi, terutama lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggal, dapat memperpendek waktu tidur dan memperpanjang latensi tidur.
"Kami menemukan bahwa pola makan tinggi serat cenderung meningkatkan kualitas tidur dengan memperpanjang total waktu tidur, memperpendek latensi tidur, dan mengurangi frekuensi terbangun setelah tidur," ujar tim peneliti.
Selain itu, keseimbangan natrium dan kalium dalam diet juga berperan penting. Asupan natrium yang tinggi dibandingkan kalium dikaitkan dengan waktu tidur yang lebih singkat dan lebih sering terbangun di malam hari.
Penelitian ini menggunakan aplikasi pelacak tidur dan pencatatan makanan untuk mengamati hubungan antara pola makan dan kualitas tidur. Analisis data dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai nutrisi yang saling berkaitan.
"Memahami hubungan kompleks ini sangat penting sebelum mengembangkan intervensi diet yang efektif untuk meningkatkan kualitas tidur," tulis para peneliti.
Temuan ini menekankan pentingnya pola makan sehat dalam meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan mental. Studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme di balik hubungan ini serta merancang strategi diet yang dapat meningkatkan kualitas tidur.
Tidur yang buruk dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan gangguan mental. Oleh karena itu, memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi tidur, termasuk pola makan, sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
"Mengonsumsi makanan seimbang yang kaya serat, protein, dan lemak tak jenuh ganda, serta rendah natrium, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan mental," saran mereka.
Selain itu, teknologi seperti aplikasi pelacak tidur dan pencatatan makanan dapat membantu individu memahami kebiasaan tidur dan pola makan mereka, sehingga memudahkan mereka untuk membuat perubahan positif dalam gaya hidup demi kesehatan yang lebih baik.
(Penulis: Wafiq Azizah)














