Komisi X Kecam Serangan KKB di Papua yang Akibatkan Guru dan Tenaga Kesehatan Meninggal

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. (foto: Wikimedia)
FAKTA.COM Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengecam tindak kekerasan dan pembunuhan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang mengakibatkan seorang guru meninggal dunia dan enam tenaga kesehatan luka-luka. Komisi X pun mendesak pemerintah untuk meningkatkan pengamanan bagi tenaga pendidik dan kesehatan yang bertugas di wilayah konflik dengan menempatkan personel keamanan khusus.
“Salah satu langkah yang diusulkan adalah menempatkan personel keamanan di daerah-daerah rawan untuk mencegah serangan serupa di masa mendatang,” kata Hetifah di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (24/3/2025).
Selain itu, Hetifah juga mengingatkan kementerian terkait, yaitu kementerian bidang pendidikan dan kesehatan, untuk bekerja sama dengan dengan aparat keamanan.
“Memastikan tenaga pendidik dan kesehatan ditempatkan di lingkungan yang aman dan kondusif,” kata dia.
Dalam menyelesaikan konflik ini, Hetifah menilai tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan militer. Dia menuntut adanya dialog dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua yang dianggap berhubungan dengan maraknya insiden penyerangan serupa.
“Langkah ini dapat diwujudkan melalui pendidikan berkualitas, layanan kesehatan yang layak, serta pembangunan ekonomi yang lebih inklusif,” kata dia.
Komisi X DPR juga mendorong adanya peningkatan regulasi dan alokasi anggaran sektor pendidikan dan kesehatan di Papua. Hetifah meminta adanya pengkajian kebijakan baru yang ditujukan untuk memastikan tenaga pendidik dan kesehatan mendapatkan jaminan keamanan selama bertugas.
“Rencana selanjutnya adalah menggelar rapat kerja dengan mitra terkait guna mencari solusi jangka panjang bagi perlindungan tenaga pendidik dan kesehatan di daerah konflik,” ujar dia.
Sekadar informasi, insiden penyerangan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 21 Maret 2025 lalu. Bupati Yahukimo Didimus Yahuli menyebut satu orang guru meninggal dan enam orang lainnya mengalami luka-luka. Para korban diserang di rumah dinas mereka dengan senjata, sebelum bangunan tersebut dibakar, dikutip dari Antara, Senin (24/3/2025).
Tujuh korban yakni Rosalina ditemukan tewas dengan luka mengenaskan akibat kekerasan, tiga korban guru dengan luka berat, yaitu Vidi, Cosmas, dan Tari; serta tiga korban lainnya mengalami luka ringan, yaitu Vanti, Paskalia, dan Irmawati.
Kejadian ini memicu evakuasi darurat terhadap 46 tenaga pendidik dan kesehatan ke Wamena dan Sentani pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Mendikdasmen Akan Pergi ke NTT untuk Temui Keluarga Korban
Turut merespon isu tersebut, Menteri Pendidikan Dasar (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti berencana menemui keluarga korban di NTT dan memberikan bantuan.
“Kami di kementerian nanti akan menemui keluarga korban di NTT dan berusaha untuk memberikan bantuan secara material walaupun tidak banyak,” kata Mu’ti melansir Antara, Senin (24/3/2025).
Mu’ti juga menyayangkan insiden ini kerap dialami oleh para tenaga pendidik di daerah konflik, dia meminta adanya peningkatan keamanan.
“Kami juga sudah komunikasi dengan pihak-pihak keamanan karena banyaknya persoalan yang dihadapi oleh para guru yang bekerja di daerah tertentu, seperti di Papua dengan isu keamanannya,” kata dia.














