Mendikdasmen Nilai Indonesia Alami Learning Loss yang Serius

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti. (Foto: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah)
FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menilai Indonesia mengalami learning loss yang cukup serius. Penyebab learning loss tak lain karena kekosongan pembelajaran selama pandemi Covid-19.
Sekadar informasi, learning loss merupakan kondisi motivasi belajar siswa menurun, kemampuan akademik mereka melemah, dan pencapaian akademis menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah kurang efektifnya pembelajaran daring yang diterapkan selama pandemi.
“Selama pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring, atau malah tidak ada pembelajaran sama sekali, dan dampaknya masih bisa dirasakan sampai sekarang,” kata Mu'ti dalam "Ramadhan Public Lecture: “Pendidikan sebagai Soko Guru Pembangunan Indonesia Emas 2045” di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dikutip dari laman UGM, Senin (24/3/2025).
Menurut dia, fenomena learning loss ini menjadi hambatan dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan berusaha mencari solusi dengan meningkatkan literasi dan numerasi siswa di seluruh Indonesia.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah pembangunan sekolah Satu Atap yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil.
Selain meningkatkan akses pendidikan, pemerintah juga memperkenalkan program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” untuk membentuk karakter generasi muda sejak usia dini. Program ini mencakup kebiasaan bangun pagi, rutin berolahraga, menjaga pola makan sehat, meningkatkan semangat belajar, membangun interaksi sosial yang positif, serta tidur cukup.
Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diterapkan mulai dari tingkat PAUD hingga SMA dengan harapan dapat mencetak Generasi Emas 2045.
Mu'ti menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga harus membentuk karakter, mental, dan moral yang kuat. Dia menambahkan bahwa generasi muda perlu membangun jaringan sosial yang baik agar mereka dapat saling mendukung dan berkolaborasi dalam berbagai bidang.
“Program ini dimulai dengan kebiasaan bangun pagi. Selain itu, ada kebiasaan berolahraga, kebiasaan makan sehat dan bergizi, kebiasaan gemar belajar, kebiasaan bermasyarakat, serta kebiasaan tidur cepat,” kata dia.
Dengan berbagai program dan inisiatif yang sedang dilakukan, diharapkan masalah learning loss dapat diatasi, sehingga sistem pendidikan Indonesia semakin berkualitas dan mampu mencetak generasi penerus yang cerdas dan berdaya saing tinggi.
“Untuk itu, diperlukan pendidikan yang berkesinambungan, dimulai dengan menanamkan kebiasaan yang baik sejak dini, sehingga generasi kita memiliki kepribadian yang luhur dan utama sebagai suatu bangsa,” ujar Mu'ti.
(Penulis: Kiki Annisa)














