26 Sekolah Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemdikdasmen Pastikan Siswa Bisa Tetap Belajar

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq. (Foto: Fakta.com/Yasmina Shofa)
FAKTA.COM Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) mencatat ada 26 sekolah terdampak imbas letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kota Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami sudah mendata ada 26 sekolah yang terdapat di kawasan rawan bencana,” kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, usai menghadiri rapat tingkat menteri di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa revitalisasi dan rehabilitasi layanan pendidikan akan menjadi salah satu fokus penanggulangan bencana.
“Ini sudah menjadi perhatian kami untuk bisa dilakukan revitalisasi dan rehab ya,” pungkas Fajar.
Fajar menyebut pihaknya telah melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan setempat untuk memastikan siswa dapat tetap bersekolah.
“Memastikan anak-anak kita tetap bisa mendapat layanan pendidikan di ruang kelas darurat dan kami sudah bekerjasama dengan dinas pendidikan,” ungkapnya.
Selain itu, dilakukan juga penyederhanaan indikator capaian pembelajaran untuk menyesuaikan dengan situasi darurat. Menurut Fajar, hanya mata pelajaran pokok yang sementara ini diprioritaskan.
“Jadi yang sifatnya pokok yang sifatnya wajib itu yang kami tekankan,” kata dia.
Terkait dengan ketersediaan guru, Fajar memastikan dapat dipenuhi oleh guru-guru setempat yang akan mendapat dampingan dari unit pelaksana teknis (UPT) Kemdikdasmen di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Alhamdulillah masih bisa dipenuhi dengan keberadaan guru di daerah terdampak dan kami ada UPT di Kupang basisnya itu BPPMP yang juga ikut mendampingi dengan Dinas Pendidikan setempat,” ujar dia.
Bantuan lainnya berupa buku teks dan buku bacaan pun telah disalurkan ke hunian sementara para siswa oleh Kemdikdasmen. Fajar berharap siswa tidak mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss) akibat bencana alam ini.
“Harapan kami mereka tetap bisa mengikuti proses pembelajaran sehingga tidak terlalu ketinggalan dengan teman-temannya di tempat yang lain,” kata dia.














