Tingkatkan Kemampuan Literasi Murid, Pemerintah Gandeng Swasta

Ilustrasi belajar di sekolah. (foto: ANTARA)
FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Agama (Kemenag), dan BAPPENAS berkolaborasi dengan Yayasan Save The Children untuk meningkatkan literasi siswa.
Kerja sama itu berupa proyek yang bernama KREASI (Kolaborasi untuk Pendidikan Anak Indonesia).
Dikutip dari keterangan tertulis Kemendikdasmen, Rabu (19/3/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, berkata bahwa pendidikan merupakan pondasi utama untuk membangun masa depan bangsa.
Lingkungan inklusif yang berkeadilan dan berkualitas bisa diciptakan dengan memperkuat kualitas pengajaran pembelajaran dan pengembangan siswa, terutama kemampuan literasi dan pendidikan karakter di tingkat PAUD dan SD di daerah-daerah yang memerlukan dukungan, seperti Sumatra Utara, Kalimantan Barat, dan Maluku Utara.
"Kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif berkeadilan dan berkualitas agar anak-anak Indonesia mampu mengembangkan potensi terbaik demi meraih cita-cita," kata Mu'ti di Jakarta.
Laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia masih memerlukan perbaikan, khususnya dalam aspek literasi, matematika, dan sains di kalangan siswa berusia 15 tahun.

Pemerintah menggandeng swasta untuk meningkatkan kemampuan literasi murid melalui program KREASI. (foto: Kemendikdasmen)
Selain itu, sekitar 25%-30% siswa di Indonesia mengalami perundungan setiap bulan. Hal ini menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi pertumbuhan akademik dan sosial anak-anak.
CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar, menyebut setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas sejak ini. Melalui program KREASI, Dessy ingin memastikan literasi dan numerasi tak hanya diajarkan, tetapi juga benar-benar dipahami anak.
"Dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, ini akan menjadi langkah konkret untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung anak-anak dalam meraih cita-citanya," kata dia.
Selain peningkatan kurikulum dan pembelajaran, KREASI juga bertujuan memperkuat peran guru dan pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Toni Toharudin, menegaskan bahwa kualitas pendidikan tidak hanya bergantung pada kurikulum, tetapi juga pada tenaga pengajar.
“Guru adalah kunci keberhasilan pendidikan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru melalui pelatihan berkelanjutan guna menciptakan pendidikan yang unggul dan berdaya saing,” kata Toni.
Sekadar informasi, program KREASI dilaksanakan melalui Save the Children dan mitra pelaksana—termasuk Article 33, Ikatan Guru Indonesia (IGI), Yayasan Guru Belajar (YGB), Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU), PNF Dikdasmen Muhammadiyah, Perkumpulan Stimulant Institute (PSI), serta Wahana Visi Indonesia (WVI)—di bawah konsorsium Mitra Pendidikan Indonesia (MPI).
(Penulis: Kiki Annisa)














