Indonesia-Jepang Tingkatkan Kualitas Riset

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto (kanan) dan Presiden Hiroshima University, Mitsuo Ochi (kiri). (Foto: Kemdiktisaintek)
FAKTA.COM Jakarta – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemndiktisaintek) membahas sejumlah kerja sama strategis antara Indonesia dengan Jepang. Salah satunya adalah peluang mahasiswa pascasarjana dan doktoral untuk menempuh studi tanpa biaya di Hiroshima University dan University of Idaho.
Dikutip dari keterangan tertulis Kemdiktisaintek, Selasa (18/3/2025), Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto, bertemu dengan Presiden Hiroshima University, Mitsuo Ochi, untuk membahas kerja sama program joint degree dan double degree bagi mahasiswa doktoral (S3) dan pascasarjana, khususnya di bidang teknik elektro. Ini merupakan strategi penguatan program riset bersama dan kolaborasi akademik antara kedua negara.
Melalui kerja sama tersebut, mahasiswa Indonesia berkesempatan menempuh studi di Hiroshima University (Jepang) dan University of Idaho (AS) dengan sistem bimbingan bersama (co-supervision).
Disebutkan bahwa mahasiswa peserta program ini tidak perlu membayar biaya pendidikan dan riset. Pemerintah Indonesia akan menanggung seluruh kebutuhan biaya tersebut.
Selain itu, terdapat peluang pendanaan tambahan melalui skema beasiswa gabungan yang melibatkan pemerintah dan institusi mitra.
“Kami berharap program joint degree dan double degree ini dapat memperkuat kualitas riset di Indonesia sekaligus meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara,” kata Brian.
Selain program doktoral, kerja sama ini juga mencakup skema kunjungan peneliti yang memungkinkan mahasiswa S3 menghabiskan satu tahun di kampus mitra dengan bimbingan bersama dari profesor di kedua institusi.
“Kami ingin memberikan pengalaman penelitian yang berharga bagi mahasiswa dan peneliti kami, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih luas dalam komunitas akademik global,” ujar dia.
Ada juga program pengiriman peneliti Indonesia ke Hiroshima University dan University of Idaho selama satu hingga dua tahun di bidang-bidang strategis seperti kedokteran, semikonduktor, dan ilmu material.














