Pakar Gizi Tak Sarankan Buka Puasa dengan Gorengan

Ternyata, pakar gizi tidak menyarankan gorengan sebagai makanan buka puasa. (foto: Wikipedia)
FAKTA.COM, Jakarta – Gorengan kerap dijadikan makanan untuk berbuka puasa. Namun, ahli gizi tidak menyarankan gorengan sebagai makanan takjil.
Dikutip dari laman Universitas Gajah Mada, Jumat (7/3/2025), seorang dietisien FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., berkata bahwa gorengan sebaiknya dihindari saat berbuka puasa. Makanan ini mengandung lemak yang tidak sehat.
Tony menjelaskan bahwa proses pengolahan gorengan umumnya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali. Minyak yang telah digunakan berkali-kali bisa menjadi sumber kolesterol yang tidak baik bagi tubuh.
“Jarang sekali ada yang mengganti minyak hanya setelah satu atau dua kali pemakaian. Kebanyakan minyak yang digunakan sudah dipakai berkali-kali, sehingga menjadi sumber kolesterol,” ujar dia.
Selain kandungan lemak yang tidak sehat, gorengan juga mengandung karbohidrat sederhana yang cepat dicerna tubuh. Hal ini menyebabkan kadar gula darah naik dengan cepat, tetapi juga turun dengan cepat, sehingga membuat seseorang lebih mudah merasa lapar kembali.
“Berbuka dengan makanan manis atau gorengan memang bisa meningkatkan gula darah dengan cepat, tetapi turunnya juga cepat, sehingga rasa lapar datang lebih cepat,” kata dia.
Ada Alternatif Makanan Takjil Selain Gorengan?
Sebagai alternatif, Tony merekomendasikan berbuka dengan karbohidrat kompleks yang lebih lambat dicerna tubuh. Makanan dengan karbohidrat kompleks akan memberikan rasa kenyang lebih lama.
Contohnya adalah buah-buahan.
“Kalau ingin makan besar setelah berbuka, sebaiknya pilih makanan yang tinggi protein. Protein dicerna lebih lama dan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil,” kata dia.
Dengan memilih makanan yang lebih sehat untuk berbuka, tubuh dapat memperoleh energi yang lebih stabil dan kesehatan pun lebih terjaga selama menjalani puasa.
(Penulis: Wafiq Azizah)