Mengenal Kampung Haji, Fasilitas yang Diharapkan Bisa Tekan Biaya Haji

Ilustrasi haji. (Foto: Media Center Haji 2024)
FAKTA.COM, Jakarta – Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) mengharapkan pembangunan Kampung Haji bisa menekan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). BPIH menilai fasilitas itu bisa dimanfaatkan sepanjang tahun.
“Dengan hotel Kampung Haji, diharapkan BPIH dapat turun karena fasilitas ini bisa dimanfaatkan sepanjang tahun, baik untuk jamaah haji maupun umrah,” kata Sekretaris Utama BP Haji, Teguh Dwi Nugroho, dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, dikutip dari Youtube TV Parlemen, Sabtu (22/2/2/2025).
Apa itu Kampung Haji?
Menurut penelusuran Fakta.com dari berbagai sumber, Kampung Haji adalah konsep yang akan diterapkan untuk meningkatkan layanan dan fasilitas bagi jamaah haji. Bagi Indonesia, yang memiliki jumlah jamaah haji terbesar di dunia, kebutuhan akan akomodasi, pelayanan, dan konektivitas di Tanah Suci menjadi sangat penting.
Rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah diharapkan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekaligus menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial bagi komunitas Muslim Indonesia di Arab Saudi.
Mengutip laman Kementerian Agama, Wakil Menteri Agama RI, Romo R. Muhammad Syafi’i, berkata pemerintah ingin membangun Kampung Haji di atas lahan seluas 50 hektare di Jabal Umar.
“Kawasan seluas 50 hektare di Jabal Umar tersebut merupakan konsesi Kerajaan Arab Saudi selama 100 tahun untuk Indonesia,” kata Romo.
Bagaimana Kampung Haji Bisa Menekan Biaya Haji?
Konsep Kampung Haji adalah menyediakan akomodasi khusus bagi jamaah haji dan umrah Indonesia di Arab Saudi. Selama musim haji, fasilitas ini akan digunakan oleh jamaah haji. Di luar musim haji, hotel ini bisa dimanfaatkan oleh jamaah umrah, sehingga penggunaannya terus berkelanjutan sepanjang tahun.
Dengan demikian, fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara melalui penyewaan akomodasi kepada jamaah umrah.
"Selain mengurangi BPIH, penyewaan ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi negara," kata Teguh.
Sekadar informasi, pemerintah dan DPR telah menetapkan BPIH 2025 rata-rata sebanyak Rp89.410.258,79, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp93.410.286,00.
Dengan penurunan ini, biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang harus dibayar jamaah juga menurun. Pada 2025, jamaah hanya perlu membayar sekitar Rp55.431.750,78, lebih rendah dari rata-rata tahun 2024 sebesar Rp56.046.171,60.
Selain itu, penggunaan nilai manfaat dari setoran awal jamaah juga mengalami penurunan. Pada 2024, rata-rata nilai manfaat sebesar Rp37.364.114,40 per orang, sedangkan tahun ini turun menjadi Rp33.978.508,01 per orang.
Tidak hanya menghemat biaya haji, pemerintah juga berencana meningkatkan ekspor kebutuhan pokok jamaah, seperti bahan makanan untuk katering. Teguh menjelaskan bahwa kebutuhan konsumsi jamaah haji dan umrah terus meningkat setiap tahun, sehingga peluang ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi.
(Penulis: Wafiq Azizah)