Orang Tua Protes ke Kemdiktisainstek, Tuntut Kejelasan Program BIM

Orang tua mempertanyakan kejelasan program BIM kepada Kemdiktisainstek
FAKTA.COM, Jakarta – Orang tua murid penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Angkatan 4 mendesak Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisainstek) tentang kepastian keberlanjutan program BIM.
Ketua Paguyuban Orang Tua Murid (OTM) BIM Persiapan Angkatan 4, Ihsandawi, mengatakan bahwa muncul kekhawatiran terkait kepastian beasiswa itu. Seharusnya program BIM membantu 350 orang penerima untuk meneruskan pendidikan S-1 ke universitas luar negeri.
"Dengan adanya transisi kepemimpinan dan perubahan struktur Kementerian Pendidikan pada saat program BIM 4 masih berjalan, terjadi simpang siur informasi di masyarakat luas yang menimbulkan keresahan siswa penerima dan juga orang tua dari penerima BIM 4, apakah BIM Program Bergelar tersebut dilanjutkan?" kata dia dalam aksi di Kemdiktisainstek di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Selain dipicu oleh adanya transisi kepemimpinan dan perubahan struktur, Ihsandawi juga mengungkit instruksi efisiensi anggaran. Di samping itu, dia juga ingin mengkonfirmasi kabar program BIM 4 di bawah Kemendiktisainstek.
"Sekaligus mengkonfirmasi pernyataan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam rapat dengar pendapat di Komisi X DPR RI pada 12 Februari 2025, bahwa program BIM 4 dilanjutkan di bawah Kemendiktisaintek," kata dia.
Menurut Ihsandawi, dengan makin banyak LoA yang diterima penerima BIM 4, makin besar pula kekhawatiran para penerima dan OTM BIM 4.
"Dengan semakin banyaknya LoA yang diterima penerima BIM 4, sebagai tanda diterimanya siswa di kampus yang mereka daftarkan sesuai dengan list rekomendasi dari Puspresnas, maka ada kekhawatiran di sisi penerima dan OTM BIM 4, pemerintah akan mengurangi atau meniadakan alokasi anggaran untuk pendanaan," kata dia.
Ihsandawi juga menyayangkan ketidakpastian ini harus dialami oleh para penerima yang menurutnya adalah pelajar-pelajar berprestasi.
"Padahal, tidak sedikit dari penerima BIM 4 tersebut adalah mereka yang telah memiliki prestasi di bidang akademik dan non akademik di tingkat nasional maupun internasional," kata dia.
"Harapannya semua program BIM 4 yang telah berjalan sejak November 2023 tetap bisa diselesaikan sesuai yang dijanjikan di awal program," ujar Ihsandawi.
Sementara itu, salah seorang orang tua penerima BIM 4, Hendra Yu Konsa Kondang, berkata bahwa ketidakjelasan ini berlangsung sejak pergantian presiden dan menteri.
"Mungkin sejak Pilpres kali, ya, karena ada pembagian kementerian juga, ya. Kalau enggak salah, Kemendikbud dipecah jadi tiga atau dua, ya, saya lupa," kata Hendra.
Dia berkata anaknya sudah mendapatkan LoA di University of Alberta, Kanada, dan The Pennsylvania University, AS. Hendra pun menanti kejelasan program itu di Kemendiktisainstek.
Dia berkata sang anak sudah lolos Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), namun dilepas karena memang ingin berkuliah di luar negeri.
"Kita mengharapkan beasiswa ini dan anak saya juga memang bercita-cita untuk ke sana," kata Hendra.